Harian Sederhana, Depok – Tiga kelurahan di wilayah Depok mulai mengalami krisis air bersih. Terkait hal itu, Palang Merah Indonesia (PMI) setempat pun telah dikerahkan dan berkoordinasi dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Asasta, Kota Depok.
Staf Bidang Penanggulangan Bencana dan Pelayanan Sosial Kesehatan Masyarakat PMI Kota Depok, Sarah Aprilianti mengatakan, tiga kelurahan yang terdampak itu berada di dua kecamatan berbeda. Diantaranya Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis kemudian Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo dan Kelurahan Harjamukti, Kecamatan Cimanggis.
“Iya sejauh ini yang terdata di kami ada dua titik (kecamatan) yang terdampak kekeringan. Dua titik itu terdiri dari tiga kelurahan, yakni kawasan Tugu, Meruyung dan Harjamukti,” katanya saat di konfirmasi wartawan pada Minggu 25 Agustus 2019.
Adapun jumlah kepala keluarga atau KK yang terdampak yakni, Jalan Sumur Bandung III RT 07/07 dan Jalan Bungur II RT. 05/07, Kecamatan Cimanggis itu masing-masing dua sumur yang kekeringan.
Sedangkan lokasi terparah berada di Jalan Saidun RT 01/04 Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo, dengan jumlah yang terdampak 50 KK atau sekira 300 warga. Mereka yang mulai mengalami kesulitan air bersih adalah pengguna air tanah atau sumur.
Sarah memprediksi, jumlah warga yang terdampak akibat musim kemarau ini diperkirakan akan terus bertambah. “Jika dilihat dari kondisi cuaca, jumlah warga yang terdampak berpotensi mengalami peningkatan.”
Terkait hal itu, lanjut Sarah, pihaknya pun siap menerima laporan atau permintaan air bersih yang nantinya akan dikoordinasikan dengan PDAM setempat. “Untuk masyarakat yang terdampak bisa juga menghubungi kantor kami atau lapor RT, RW atau pun kelurahan setempat. Insha Allah akan segera kami tindak lanjuti,” katanya.
PDAM Jamin Stok Air Aman
Sementara itu, PDAM Tirta Asasta memastikan pasokan air untuk para pelanggan di wilayah Depok aman saat menghadapi musim kemarau hingga satu tahun ke depan. Meski demikian, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) itu tetap melakukan berbagai upaya antisipasi, salah satunya memaksimal sejumlah bendungan atau waduk yang berada di area Kali Ciliwung.
Manajer Pemasaran Pipa PDAM Tirta Asasta Depok, Imas Diah Pitaloka mengungkapkan, selain kapasitas air yang cukup melimpah ditambah dengan adanya sejumlah bendungan, pihaknya juga telah menyiapkan anggaran untuk membangun tampungan air untuk mengurangi resiko apabila terjadi kendala, seperti permasalahan pada mesin pompa air.
“Kami sudah mencari tanah disekitaran timur satu dan di wilayah barat satu untuk bak penampungan yang besar untuk suplai cadangan air. Jadi kalau ada gangguan warga tidak terganggu karena ada suplai yang kami pergunakan untuk cadangan air yang terganggu,” katanya.
Pembangunan untuk dua bak air raksasan itu, rencananya ditargetkan pada awal tahun 2020. “Berapa besaran biayanya saya kurang paham itu ada dibagian teknis. Yang jelas kan kami lelang dulu. Ini sudah lama persiapannya,” ujarnya.
Sedangkan solusi untuk jangka pendek terkait antisipasi musim kemarau, PDAM Tirta Asasta Depok, kata Imas, telah memeiliki sejumlah bendungan yang berada tepat Kali Ciliwung. Saat ini, suplai masih mencukupi namun pihaknya tetap akan mencari alternatif lain.
“Mudah-mudahan (suplai air) cukup. Kan setiap 4 tahunan itu ada kemarau panjang dan banjir juga, cadangan ini yang sudah-sudah cukup sampai setahunan juga,” paparnya
Imas mengungkapkan, PDAM Tirta Asasta Depok memiliki tiga bendungan di Kali Ciliwung Depok. Dan untuk menjangkau wilayah rawan terdampak kekeringan atau kesulitan air, pihaknya pun telah siap memberikan suplai dengan metode truk tangki. Kebijakan ini juga berlaku untuk non pelanggan PDAM (pengguna air tanah).
Lebih lanjut Imas mengatakan, sedikitnya ada tiga truk tangki dengan kapasitas delapan ribu liter dan lima ribu liter air yang disiapkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih di wilayah Depok.
“Kalau ini (pengiriman air tangki) sifatnya tergantung aduan dan permintaan, jadi tidak kita batasi. Kami juga berkoordinasi dengan PMI untuk menanggulangi permintaan air bersih,” tandasnya. (*)