Harian Sederhana – Gemerlap cahaya yang bersumber dari puluhan api obor begitu semarak di Jalan Raya KSU, Kelurahan Sukmajaya, Kecamatan Sukmajaya, Senin (10/9) malam.
Alunan salawat dan takbir diiringi musik marawis juga terus bergema sepanjang pawai obor untuk menyambut awal tahun baru Islam 1 Muharram 1440 Hijriah.
Umat muslim yang didominasi oleh anak-anak itu begitu bersemangat melakukan pawai obor dengan menyusuri jalan raya dan perkampungan di Kota Depok.
Rutenya yakni Jalan Raya KSU, Jalan Raya Grand Depok City (GDC), Jalan Raya Raden Saleh dan berakhir di Masjid Baitun Nur RT03/06 Kelurahan Sukmajaya.
Dalam kesempatan itu Ketua RT 03/06 Kelurahan Sukmajaya, Syamsudin mengatakan pawai obor dilakukan untuk menyambut tahun baru Islam atau satu Muharram, yang sudah merupakan tradisi rutin dan adat budaya warga masyarakat setiap tahunnya. Kata dia, baik usia tua, muda hingga anak-anak turun ke jalan untuk mengikuti acara pawai obor tersebut.
“Ini kegiatan rutin warga dalam setiap menyambut tahun baru Islam, dan selalu di meriahkan dengan Pawai Obor. Dan juga upaya melestarikan tradisi dan budaya yang ada. Saya berharap di tahun baru Islam ini semakin menambah ketaqwaan dan keimanan kita,” tuturnya kepada Harian Sederhana.
Pria yang akrab dipanggil Baba Udin juga mengungkapkan, sebelum pawai, warga menjalankan shalat isya di Masjid Baitun Nur. Setelah itu, lanjutnya, melakukan kegiatan syukuran dan doa, dan makan bersama.
“Intinya, kegiatan pawai yang diikuti 100 lebih warga disini, merupakan bentuk kecintaan kami (warga-red) terhadap Islam dan khusuanya para generasi muda,” terangnya.
Sementara itu, ditambahkan Topik slah satu warga RT 03/06 kelurahan Sukmajaya menuturkan, Tahun baru islam 1 muharam 1440 hijriah dapat dijadikan momentum perubahan jati diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari tahun sebelumnya.
Di samping itu, dalam peringatan Tahun Baru Islam, selain pawai obor juga ada kegiatan rutin warga berupa santunan anak yatim dan Dhuafa kepada lingkungan warga sekitar. Adapun, kata dia, santunan yang diberikan bentuknya uang yang diperoleh dari swadaya warga.
“Kegiatan ini juga mengajarkan kepada anak-anak terhadap syiar bahwa islam mempunyai Tahun Baru sendiri. Disisi lain,, untuk belajar peduli terhadap sesama, dan tidak mengkotak-kotakan perbedaan antar golongan,” tambah Acim, nama panggilan akrabnya.
Tahun Baru Islam ini, Acim mengungkapkan adalah suatu kebangkitan umat islam untuk lebih sadar lagi dalam mencegah terjadinya konflik antar sesama ataupun golongan lain.
“Kita berharap pada perayaan tahun baru islam ini dapat lebih terjaga kerukunan beragama dan terjalin keharmonisan,” tutupnya. (Po/HS/SG)