Harian Sederhana – Dewan Pengurus Daerah Persatuan Pedagang Kreatif Lapangan (DPD PPKLI) Kota Depok membantah adanya keributan akibat rebutan lapak jualan di depan area Terminal Jatijajar, Kelurahan Jatijajar, Kecamatan Tapos.
Bantahan tersebut disampaikan Ketua DPD PPKLI Kota Depok Maryono kepada wartawan menyikapi adanya isu keributan dua ormas yang memperebutkan area berjualan untuk PKL di Terminal Jatijajar.
“Tidak ada keributan apapun terkait PKL di depan Terminal Jatijajar, apalagi terkait ormas. PKL berada di bawah naungan DPD PPKLI Kota Depok. Semua aman dan kondusif. Semua sudah berkomitmen menjaga lingkungan dari gangguan pihak manapun. Jadi, saya bingung ketika ditanya perihal adanya keributan. Saya tegaskan itu tidak ada,” ungkap Maryono, Kamis (04/10).
Bahkan, Maryono dengan tegas menyatakan kesiapannya mendukung segala kebijakan pemerintah, termasuk membongkar tujuh lapak PKL yang ada di depan Terminal Jatijajar, apabila memang lahan yang tengah dimanfaatkan oleh PKL akan dipergunakan oleh negara.
“Kami memanfaatkan lahan tersebut selama negara belum menggunakannya. Tapi jika Terminal Jatijajar sudah beroperasi dan lahan tersebut akan dipergunakan oleh Pemerintah, tentunya kami akan siap pindah. Kami juga sangat mendukung terwujudnya keamanan, ketertiban, dan keindahan area terminal,” tuturnya.
Korlap FBR Gardu 0178 Firman atau biasa dipanggil Bule menambahkan ormas yang berada di area Terminal Jatijajar dengan lingkungan RT dan RW yang ada di sekitar Terminal Jatijajar, sepakat membentuk sekretariat bersama (Sekber), sehingga dirinya memastikan tidak ada keributan antarormas.
“Sama sekali tidak ada keributan ormas karena semua tergabung dalam sekber. Dari awal proses pembangunan Terminal Jatijajar sejak tujuh tahun lalu, semua sudah masuk dalam satu wadah,” katanya. (Hr/HS/SG)