Harian Sederhana – Kota Depok memiliki beraneka ragam makanan khas yang mengundang selera, salah satunya adalah kue molen.
Molen yang khas dengan isian pisang dipadu dengan beberapa varian rasa menggugah para pecinta kuliner untuk menikmatinya terutama saat sore hari.
“Ada tiga jenis molen buatan saya, molen cokelat, molen original dan molen keju,” ucap Titi Sumarni saat ditemui Harian Sederhana, Rabu (9/1).
Titi menjelaskan, molen buatannya berbeda dengan yang lain rasa krispi dan bila dimakan tidak tertinggal di langit-langit mulut. Selain itu, kudapan itu juga tidak menggunakan bahan pengawet.
Wanita berkacamata ini menceritakan awal mula dirinya fokus menekuni pembuatan kue molen itu yaitu saat dirinya mempersiapkan diri, menjelang pensiun suami.
Karena keahliannya dalam memasak terutama membuat beraneka macam croissant akhirnya ibu dua anak itu bertekad terjun totalitas mengembangkan usahanya.
Sebagai tahap awal, Titi mencoba memasarkan produk molen tersebut ke warung-warung dan ternyata ada respon yang positif dari para konsumen.
“Saya masukin ke arisan, lalu kantor suami eh ko banyak yang bilang enak. Lama-lama saya naikin di Sukmajaya Food yang menjadi produk unggulan kota Depok,” jelasnya.
Usaha Titi semakin stabil pada tahun 2013 ditunjang oleh permodalan yang memadai. Dalam sebulan, omset dagangannya melejit mencapai Rp6-Rp7 juta.
“Setahun, itu bisa sampai di angka Rp50 juta dan pesanan sudah banyak bahkan produk saya dikenal sampai ke Bangka Belitung. Karena teman-teman suami dari BPS Bangka sering datang kesini, lalu belanja molen pisang saya,” paparnya.
Titi menerangkan, untuk satu dus molen dijual seharga R20 ribu dengan tingkat keawetan tiga hari.
“Bisa lama sampai seminggu, kalau dimasukkin ke Freezer kalau di Depok sudah terkenal sampai ke lingkungan Pemkot juga sering mesen,” pungkasnya.
Selanjutnya, Titi berharap molen buatannya bisa tersebar ke seluruh Indonesia dan mengangkat nama Kota Depok.
“Harapan saya ingin di kenal seluruh masyarakat Indonesia bahwa Molen ini, oleh – oleh asli Kota Depok,” pungkasnya. (Wahyu Saputra)