Harian Sederhana- Kondisi area Bumi Perkemahan dan Graha Wisata (Buperta) Cibubur belakangan ini mengkhawatirkan, diduga akibat tercemar limbah. Peristiwa ini pun mulai dikeluhkan sejumlah pengunjung.
Dikenal sebagai hutan kota yang kerap digunakan untuk berbagai kegiatan salah satunya Pramuka, keberadaan Buperta pun sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas. Namun belakangan, pihak pengelola mulai mendapat banyak aduan.
Rata-rata, pengunjung mengalami gatal-gatal usai beraktifitas di area rawa Buperta. Hal itu pun diakui oleh salah satu petugas reservasi Buperta, Sutarmo.
“Iya banyak keluhan pengunjung setelah sepulang dari sini (Buperta) ada yang gatal-gatal,” katanya pada wartawan, Selasa (12/2).
Sutarmo mengatakan, salah satu saluran air yang tercemar tersebut seringkali dipakai pengunjung untuk berkemah melakukan kegiatan halang rintang.
“Biasanya peserta kemah menggunakan saluran air itu menjadi tempatnya halang rintang, namun akhir-akhir ini banyak yang mengeluh gatal setelah melakukan kegiatan halang rintang,” ujarnya.
Setelah banyak keluhan pengunjung, ia pun seringkali menyarankan untuk melakukan kegiatan halang rintang di kawasan pemancingan. “Namun, terkadang memang ada aja pengunjung yang pengennya di tempat awal deket saluran air karena udah biasa ya di sana, tapi kami terus berikan penjelasan agar mereka mau pindah,” paparnya.
Diduga, limbah tersebut berasal dari area industri atau rumah makan cepat saji. Staf Buperta lainnya, Sarmin juga mengakui hal itu.
“Banyak sampah-sampah daun dan ranting mampat ditambah lagi restoran-restoran yang buang limbahnya di saluran air yang ngalirnya ke kami,” katanya.
Kondisi ini terjadi akibat saluran air yang tercemar itu terhubung dengan gorong-gorong di bawah Tol Cibubur. “Air di saluran itu mengalir sepanjang satu kilometer menuju sungai yang sedang kami garap,” ucap Sarmin.
Awalnya, lanjut Sarmin, ada saluran dari Danau Cibubur yang menjadi resapan saluran-saluran air sektor usaha sekeliling Buperta Cibubur. “Namun, saluran air itu sekarang ditutup pintu tanki Bahan Bakar Minyak (BBM) sehingga saluran air itu ngalirnya ke saluran Buperta,” jelasnya.
Terakit hal itu, Sarmin menegaskan, pihaknya telah memanggil sejumlah pelaku usaha di sekeling Buperta untuk mencarikan solusi atas persoalan tersebut.
“Sudah dipanggil kok sama kepala Buperta agar para pelaku usaha tidak membuang limbahnya ke saluran air dan mereka juga diminta untuk memperbaiki saluran air kami yang mampat,” tutup Sarmin.
Dari pantauan di lokasi, limbah yang mengalir ke area Buperta telah menyebabkan air saluran dan rawa berwarna hitam pekat. Tak hanya itu, aliran limbah juga telah mengeluarkan aroma menyengat. Pihak Buperta pun berharap masalah ini dapat segera ditangani. (Zahrul Darmawan/Wahyu Saputra)