Harian Sederhana – Tim Kepolisian Resort Kota (Polresta) Depok telah berhasil menemukan titik terang pelaku begal sadis yang menganiaya ZAF, seorang siswa SD di wilayah Sukmajaya beberapa waktu lalu. Akibat ulah pelaku, siswa tersebut mengalami trauma dan sempat tidak bisa bicara selama tiga hari.
BACA JUGA : Siswa SD di Depok Dirampok
Kasat Reskrim Polresta Depok, Kompol Deddy Kurniawan mengatakan pihaknya telah berhasil mengetahui identitas pelaku. “Iya sudah (diketahui-red), ini tim masih bergerak untuk memburu dia (pelaku-red),” tuturnya kepada wartawan, Senin (18/2).
Deddy mengungkapkan, dari hasil penyelidikan sementara pelaku diduga telah lari ke luar Depok. “Untuk lebih jelas nanti ya, saat ini tim masih terus bergerak. Yang jelas kita sudah kantongi ciri-cirinya,” imbuhnya.
Untuk diketahui, kejadian itu bermula ketika ZAF sedang menikmati jam istirahat sekolah pergi keluar menggunakan sepeda rekannya. Saat di tengah perjalanan, tepatnya di kawasan Jalan Majapahit, rantai sepeda yang digunakan bocah sembilan tahun itu lepas. Disaat itulah, seorang pria misterius menghampiri dan memaksa naik ke atas sepeda.
Pada bocah kelas tiga SD itu, pelaku minta diantar ke kawasan Depok II. Awalnya korban menolak namun pelaku memaksa sambil mengancam akan memukulinya jika menolak. Dan setibanya di tempat sepi, pelaku kemudian melampiaskan aksi kejinya dengan memukuli korban nyaris tanpa ampun. Pelaku juga sempat mengancam akan terus memukuli terus jika korban berteriak minta tolong. Peristiwa itu terjadi pada Senin 4 Februari 2019.
BACA JUGA : Siswa SD Korban Perampokan dan Kekerasan Alami Trauma Berat
“Awalnya kan saya pinjem sepeda temen mau pulang ambil duit jajan. Ditengah jalan dia (pelaku) minta nebeng, maksa kalau enggak naik dia mau gebukin aku. Tadinya aku enggak mau, eh dia maksa abis itu pas sampai Majapahit dia jorokin aku ke tembok terus aku dipukul sepedanya diambil,” kata ZAF.
Akibat kejadian itu, korban mengaku trauma dan bahkan sempat tak bisa bicara selama tiga hari. Pelaku, memukuli korban dibagian kepala, dada, punggung dan perut. Aksi pelaku yang membonceng korban sempat terekam kamera pengintai atau CCTV. “Iya aku takut, aku enggak bisa ngomong sampai tiga hari. Aku masih takut,” imbuhnya.
Setelah kejadian itu, korban pun kini mendapat perhatian serius dari pihak sekolah. “Iya kita sangat menyayangkan kejadian ini. Sekarang ini kami sudah imbau agar para orangtua mengantar dan menjemput anaknya saat pulang sekolah. Aturan ini sudah kami umumkan ke semua murid dan para orangtua,” kata Sri, wali kelas korban.
Sri pun berharap, pelaku dapat segera tertangkap agar tak membuat resah. “Kasusnya sudah dilaporkan kok ke polisi. Siswa kami juga sudah bolak-balik dimintai keterangan. Ya semoga pelakunya segera tertangkap,” tandasnya. (Zahrul Darmawan/Wahyu Saputra)