Harian Sederhana, Bogor – Target Kota Bogor untuk menjadi kota ramah keluarga nampaknya masih sulit terwujud. Pasalnya, untuk urusan kesehatan dan sanitasi, masih ada 26.545 rumah tangga yang tidak memiliki jamban. Lantas bagaimana respon Walikota Bogor Bima Arya?
Saat ini di Kota Bogor ada 26.545 rumah tangga tidak memiliki jamban, serta 36.113 rumah tangga memiliki jamban tidak sehat, dan 1.800 rumah tangga memakai jamban bersama. Sejumlah upaya pun mulai dilakukan Pemkot Bogor. Salah satunya dengan menggandeng Indonesia Urban Water, Sanitation and Hygiene (IUWASH) Plus U.S.Agency for International Development (USAID).
Produk Marketing Spesialis IUWASH USAID Plus, Noviana Eva mengatakan, langkah pertama yang dilakukan adalah pihaknya melakukan pemetaan dan segmentasi pasar sanitasi. Hal itu untuk mengetahui jarak antara kebutuhan dan target layanan sanitasi di Kota Bogor.
Pihaknya mendapatkan data sekitar 64.458 rumah tangga di enam kecamatan yang belum punya jamban dan jamban tidak sehat (jamban tidak pakai leher angsa atau ada leher angsa tapi tidak ada septic tank).
“Ini harus diselesaikan karena bisa menyebabkan pencemaran. Dan kami disini mengajak masyarakat untuk menyelesaikan hal ini dengan pengelolaan yang tepat,” ujar Novi kemarin.
Dia menjelaskan, selama ini masalah sanitasi hanya diatasi dengan pemberian bantuan hibah atau CSR. Padahal anggarannya tidak cukup untuk memenuhi semuanya. “Tentunya dibutuhkan dukungan pemerintah dalam hal regulasi dan data potensi pasarnya,” ujarnya.
Dia menyebutkan, pemetaan dan segmentasi ini merupakan tahapan awal. Kegiatan akan dilanjut dengan pemetaan stakeholder, penyusunan rencana kerja serta pilot project di kelurahan. Dan pihaknya pun menyerahkan sepenuhnya target implementasi program ini kepada pemangku kebijakan di Kota Bogor.
“Jadi kami kan bantu fasilitasi dan kalau saat implementasi butuh pendampingan akan kami bantu. Kami berharapnya tahun ini sudah bisa diimplementasikan,” imbuhnya.