Harian Sederhana, Cibinong – Kawasan Puncak masih menjadi tempat wisata primadona di Kabupaten Bogor. Bukan saja pelancong lokal, turis Timur Tengah (Timteng) pun menjadikan Puncak sebagai tempat wisata favorit. Selain memiliki udara sejuk, kawasan ini juga ditunjang pesoana alam indah dengan hamparan hijau perkebunan teh. Namun, seiring waktu, kawasan Puncak kini mengalami overload atau kelebihan kapasitas.
“Sekarang Puncak sudah terlalu overload. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor akan menjadikan Sentul sebagai alternatif tempat wisata dengan target kunjungan 10 juta wisatawan per tahun dengan kurun waktu 5 tahun ke depan,”ungkap Rahmat Sudjana, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor.
Saat ini, ujar Sudjana, di Sentul terdapat beberapa distinasi wisata berupa wahana bermain dan sejumlah curug. Ke depan, akan terus ditambah jenis wisata lainnya. “Sekarang saja sudah kelihatan tiap Sabtu serta Minggu ramainya luar biasa. Bahkan pengunjung sampai mengunjungi lokasi air terjun,” tuturnya.
Dia pun mengaku optimis dapat memenuhi target 10 juta pengunjung yang berwisata ke Sentul. Hal itu, kata dia, termotivasi pada 2018 kemarin saat Pemkab Bogor menargetkan 7,5 juta pelancong. Lalu realisasinya, lebih dari yang ditargetkan yakni 7,6 juta orang pengunjung.
“Tahun ini 8 juta, tahun depan 8,5 juta. Sampai lima tahun itu 10 juta wisatawan per tahun. Mayoritas wisatawan Kabupaten Bogor memang masih berasal dari domestik, yakni Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan Depok. Sedangkan wisatawan mencanegara didominasi turis asing dari Timur Tengah,” bebernya.
Bogor Selatan Ikut Dilirik
Terpisah, Ketua Paguyuban Rafting Bogor Raya, H Bono menyoroti lokasi alternatif kawasan wisata Sentul, paska Puncak overload. Menurutnya, Pemkab Bogor juga harus berkonsentrasi menata destinasi wisata yang ada di Bogor Selatan, selain kawasan Puncak.
“Jalur Sukabumi juga memiliki potensi wisata cukup besar. Apalagi dengan adanya rafting-rafting yang membuka trek di sungai Cisadane. Itu dibuktikan dengan minat para turis Timteng yang semula hanya di Puncak, kini berdatangan untuk berwisata arung jeram,” terangnya.
Bahkan dengan adanya pembangunan MNC Land di kawasan Lido, Kecamatan Cigombong, mempertegas prospek ke depan. Namun sayangnya, kata dia, pemerintah daerah terkesan enggan melakukan penataan.
“Kami sudah lama sekali meminta Pemkab Bogor untuk menata Danau Lido yang pada era 80-an menjadi lokasi wisata pertama di Bogor Selatan jalur Sukabumi. Ditunjang lagi dengan adanya pengelolaan distinasi wisata di kaki Gunung Salak yang kini mulai ditata dan dimanfaatkan warga,” pungkasnya.