Harian Sederhana – Setiap daerah di Indonesia memiliki kuliner khas yang seharusnya menjadi pintu usaha bagi para penggiat bisnis. Seperti yang dilakukan oleh Humairo Fikriya, pemilik brand Mommy Poppyku.
Wanita berhijab dan biasa dipanggil Ello ini, mencoba mengemas produk makanan lokal yaitu sosis solo, menjadi panganan cepat saji.
Menurutnya, kuliner khas Kota Solo tersebut biasa disajikan secara langsung namun kini bisa dinikmati dalam bentuk Frozen.
“Jadi, lebih cepat tinggal disimpan dalam kulkas lalu bila ingin dinikmati tinggal goreng. Lebih praktis,” ucap Ello kepada Harian Sederhana, Kamis (11/04).
Ello mengaku sudah lima tahun merintis usaha tersebut, berawal dari coba-coba membuatkan makanan untuk acara pengajian ternyata banyak permintaan terhadap produknya.
“Katanya sih enak, banyak juga yang mesan terutama saat bulan puasa selain untuk menu buka Dann sahur, banyak pesanan buat oleh – oleh,” bebernya.
Ibu dua anak ini menuturkan, Sosis Solo Frozen sempat lolos uji menjadi menu utama di sebuah Hotel terbesar di Jakarta, namun karena keterbatasan modal terpaksa dirinya harus bersabar.
“Kan perlu modal juga, saya ga bisa tapi itu membuat saya semakin terpicu untuk memajukan usaha saya,” bebernya.
Akhirnya, setelah ikut menjadi anggota UMKM dirinya mulai memperoleh kesempatan untuk meningkatkan potensi produknya. Hingga kini, Brand “Mommy Poppyku” bisa didapati di DTC Mall.
“Alhamdulilah masuk disitu dan bertahan sampai sekarang. Saya jual Frozzen Sosis Solo per pak (isi 10), untuk sosis ayam Rp 28 ribu, sedangkan daging Rp 30 Ribu,” katanya.
Selanjutnya, Ello menegaskan dirinya tidak pernah takut persaingan, karena usahanya selalu disertai dengan doa.
“Saya Lilahitaala untuk usaha ini, insyaalah semuanya berjalan memang banyak yang ikut juga buka usaha seperti ini namun, kembali lagi pelanggan yang memilih. Omset satu bulan, saya mencapai Rp 7 Juta,” tandasnya.
Perempuan berdarah Jawa Tegal ini juga optimis, kedepannya masih ada karya lain yang akan diluncurkan. Bila dianalogikan dirinya dulu berprofesi sebagai apoteker, yang biasa meracik obat tentunya saat ini menyajikan kuliner harus terbiasa.
“Meracik obat saja saya bisa, apalagi kuliner harus bisa,” kelakarnya.
Facebook Comments Box