Harian Sederhana – Kinerja Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Bogor dipertanyakan berbagai pihak, terutama mereka yang menjadi bagian pelaksana penyelenggaraan sebagai kontestan pada pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
Pasalnya mereka menyebut jelang memasuki waktu pelaksanaan pemungutan suara, banyak pemilih yang sudah mereka bina berbelok memberikan dukungan kepada kontestan lainnya yang memberi mereka amplop atau bingkisan di waktu subuh alias serangan sajar.
Salah satu caleg yang enggan disebutkan namanya mengaku kalau dirinya sangat menyayangkan dan menyesali perbuatan oknum caleg lainnya yang melakukan serangan fajar. Mereka menyebut konsituen yang berbelok dalam memberikan dukungan, alasannya karena di kasih amplop berisi uang Rp 50 ribu.
“Kami geram dan tidak salah juga caleg yang jadi anggota dewan lupa sama wilayah dan menyebut sebenernya bukannya lupa, itu karena dewan terpilih hasil serangan fajar tidak kenal dengan pemilihnya. Toh mereka cuma beli suara, bukan bertatap muka memberikan program,” tuturnya.
Menanggapi isu tersebut, Ketua Bawaslu Kota Bogor, Yustinus Elias Mau membantah dengan keras. Ia menyebut isu adanya serangan fajar adalah berita bohong atau hoaks. Yustinus sendiri mengatakan Bawaslu Kota Bogor melakukan patroli dan siap siaga antisipasi serangan fajar sejak tiga hari tenang sampai hari H pencoblosan dan tidak menemukan adanya oknum Caleg atau tim nya yang melakukan serangan fajar.
“Semuanya hanya isu belaka. Coba dibuktikan kalau ada dan laporkan biar kami menindak,” tegas Yustinus saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Jumat (19/4).
Bahkan Yustinus mengatakan, jauh hari pun sudah diinformasikan jika memamg ada oknum yang melakukan serangan fajar segera dilaporkan. Yustinus menyebut, jika ada saksi yang mengetahui hal tersebut dan tidak melapor ke Bawaslu, jangan menyalahkan atau mempertanyakan kinerja Bawaslu karena itu kesalahan mereka kenapa tidak lapor ke Bawaslu.
“Intinya itu hanya isu dan penggiringan opini atau tidak siap menerima jika mereka tidak terpilih, karena sebenarnya tidak ada serangan fajar dan kalaupun ada pasti udah di tindaklanjuti sama Bawaslu,” papar Yustinus.
Alasan Yustinus berani memastikan tidak adanya serangan fajar, karena panitia pengawas yang ada di tempat pemungutan suara atau TPS, pengawas di kelurahan serta pengawas di kecamatan dan semua unsur panitia penyelenggara di Bawaslu ada di lapangan, semua melakukan pengawasan dan bekerja sesuai amanat dan yang diperintahkan.
“Bahkan, mereka tidur dirumah pengawas TPS dan tidak menemukan adanya dugaan serangan fajar,” pungkas Yustinus.