Harian Sederhana, Depok – Bisnis kuliner tradisional tak bisa dipandang sebelah mata. Ya, di tangan Sari Agustin, Cilok yang merupakan penganan berbahan dasar tepung tapioka atau aci disulap menjadi jenis kuliner unik yang mulai diburu warga Depok.
Bagi Agustin, membangun usaha harus berlandaskan hobi, sehingga akan terasa seru dalam menjalaninya. Anggota Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Bojong Maju Bersama (Bosama) itu menceritakan awal mula dirinya terjun ke dunia bisnis kuliner Cilok.
“Saya memang hobi makan cilok. Karena penasaran, terpikir juga kenapa makanan ini tidak saya jadikan usaha,” katanya kepada Harian Sederhana, Rabu (8/5/2019).
Beberapa kali dirinya mencoba membuat jajanan kesukaan anak-anak itu. Pada kali ketiga percobaan, barulah Agustin memperoleh kualitas rasa Cilok khas racikan tangannya.
“Satu tahun saya menjalani usaha ini, berbagai inovasi dicurahkan hingga akhirnya saya menobatkan produk ini dengan nama Bacilting (Bakso Cilok Kriting),” bebernya.
Bacilting dikemas dalam kemasan plastik isi 20 buah dengan harga Rp 25 ribu. Uniknya, produk tersebut awet hingga waktu satu bulan dalam lemari es (kulkas). “Jadi praktis, kalau mau makan tinggal kukus. Pas untuk jadi hidangan pembuka puasa,” ujarnya.
Seiring berjalannya waktu, pemasaran Bacilting terus berkembang hingga merambah ke dunia maya. Agustin mengaku, selama berpromosi lewat Facebook banyak kisah yang dialami. Salah satunya bisa bertemu kawan lama, karena penasaran dengan postingan makanan di halaman medsos, mereka sepakat untuk membeli.
“Alhamdulillah, ada 25 reseller warung-warung kecil. Sehingga cukup membantu perekonomian mereka dengan sistem bagi hasil,” jelasnya.
Selanjutnya, Agustin memberikan motivasi kepada para pengusaha yang baru terjun ke dunia bisnis. Menurutnya, yang paling diutamakan adalah semangat dan memilih usaha yang bermanfaat bagi banyak orang.
“Karena setiap usaha, kerja keras, dan rasa optimisme yang tinggi tidak akan pernah mengkhianati hasil. Selain itu juga do’a yang tiada henti dari orang-orang tersayang. Kemudian yang paling penting anti baperan,” katanya.
Selain itu, dirinya juga memberi sedikit masukan kepada Pemkot Depok, agar lebih menggencarkan sosialiasi mengenai pelatihan usaha maupun program lainnya di setiap Kelurahan.
“Banyak ibu-ibu di kelurahan yang masih belum paham, bahkan belum tahu mengenai pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan DKUM,” pungkasnya.