Harian Sederhana, Bogor – Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Achmad Rachim menyoroti sengkarut Terminal Bubulak di Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor dan Terminal Laladon di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor. Pengelolaan fasilitas angkutan umum yang jaraknya berdekatan ini berada di bawah otoritas pemerintahan daerah berbeda.
Menurut Dedie, keberadaan Terminal Bubulak harus ditinjau lebih lanjut. Sebab, jarak dengan Terminal Laladon yang merupakan milik Pemkab Bogor cukup berdekatan, yakni sekitar 1,2 kilometer.
Kedua terminal ini sama-sama menjadi fasilitas pemberangkatan dan perhentian angkutan kota. Bubulak untuk angkot hijau (kota) dan Laladon angkot biru (kabupaten). Adanya dua terminal karena ego sentris dua kepala daerah, yakni era Bupati Bogor Agus Utara Effendy (almarhum) dan Wali Kota Bogor Iswara Natanegara.
“Artinya harus segera diputuskan, apakah di lokasi ini (Bubulak) akan menjadi terminal terus atau bagaimana? Karena Terminal Laladon radius tidak jauh,” kata Dedie Rachim usai meninjau Terminal Bubulak dan Pool Bus Trans Pakuan di Jalan Abdullah bin Nuh, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Rabu (8/5/2019).
Sengkarut dua terminal ini belakangan memunculkan rencana pembangunan Terminal Dramaga. Wacana tersebut digulirkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Adapun lokasi terminal baru tersebut tak jauh dari Bubulak dan Laladon. “Itu artinya harus benar-benar dikaji terlebih dahulu,” tegas Wail Wali Kota Bogor.
Terkait wacana pembangunan Terminal Dramaga, Dedie menyebut, sudah tertuang dalam SK Gubernur Jawa Barat. Namun, ide ini perlu dilakukan pembahasan lebih lanjut antara Pemerintah Kota (Pemkot) dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor.
“Insya Allah tahun ini ada perbaikan Terminal Bubulak. Anggarannya sudah ada,” ucap Dedie melalui pesan WhataApp kepada Harian Sederhana, belum lama ini.
(*)