Harian Sederhana, Bogor – Kepolisian Sektor Nanggung meluruskan kabar simpang siur terkait jumlah penambang emas tanpa izin (PETI) atau biasa disebut gurandil, yang menjadi korban tertimbun longsor pada Ahad (12/5/2019) lalu.
Menurut Kapolsek Nanggung, AKP Asep Saepudin, korban yang tewas tertimbun longsor di kawasan Gunung Pongkor Kabupaten Bogor sebanyak dua orang gurandil. Adapun korban selamat yang sempat tertimbun berjumlah enam orang.
“Semua korban itu ada delapan. Dua dalam keadaan meninggal saat kami temukan, kemudian enam lainnya dalam keadaan selamat. Sekarang semua korban lagi dalam pemulihan,” ujar AKP Asep kepada sejumlah pewarta seusai meninjau kembali tempat kejadian perkara (TKP) di Nanggung, Selasa (14/5/2019).
Ia menyebut, pada evakuasi hari pertama, Senin (13/5/2019) dua penambang yang tewas ketika ditemukan yaitu berinisial Y (30) dan HB (49), sedangkan enam penambang yang selamat berinisial DD (25), DK (18), ND (45), IW (40), P (35), dan PL (25).
Menurut Asep, evakuasi hari kedua pada Selasa (14/5), tim gabungan sekadar memastikan tidak ada korban tersisa, meski menurutnya, hasil keterangan dari penambang yang selamat sudah semua terangkut.
“Mereka mengatakan tidak ada lagi temannya yang tertinggal di lokasi longsor, baik dalam keadaan terkubur hidup dan lain sebagainya. Tapi kan kami harus memastikan bahwa keterangannya itu benar atau tidak,” sebut Kapolsek.
Sebelumnya, Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan puluhan penambang tertimbun akibat longsor dan mengakibatkan lima orang tewas di Gunung Pongkor, Desa Bantar Karet, Kabupaten Bogor, Minggu (12/5/2019).
Adapun Bupati Bogor Ade Yasin mengaku kecolongan karena masih adanya praktik penambangan liar di kawasan gunung emas Pongkor.
“Barangkali ini karena memang pemantauannya jauh di kaki gunung, jadi kita ada kecolongan juga dengan pendatang yang menggali di sana,” ujar Ade Yasin di Karadenan, Cibinong, kemarin.
(*)