Harian Sederhana, Bogor – Pemberlakuan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dengan sistem zonasi ternyata tidak selalu membawa dampak positif bagi sekolah yang dituju, malah seakan menjadi petaka. Bahkan sekolah negeri berlabel favorit yang dulu menjadi incaran para pelajar berprestasi, kini harus mengelus dada karena nyaris ditinggalkan pendaftar.
Salah satu sekolah favorit yang ditinggalkan, adalah SMP Negeri 1 Kota Bogor. Memasuki hari kedua PPDB Online, pendaftarnya tidak seperti tahun tahun lalu yang begitu membludak.
Kepala SMP Negeri 1 Kota Bogor, Sri Sugiarti, mengatakan setiap harinya yang antri mendaftarkan diri ke SMP Negeri 1 tidak begitu banyak, hanya berjumlah puluhan. “Hari ini baru sekitar 40 orang yang mendaftar, kemarin pun sama pendaftar hanya sekitar segitu,” kata Sri, saat dikonfirmasi perihal tidak begitu terlihat banyaknya pendaftar di sekolahnya, Rabu (19/6/2019).
Sri menuturkan ada beberapa faktor alasan menurunnya minat siswa yang ingin melanjutkan dan mendaftarkan diri ke SMP Negeri 1 Kota Bogor. Pertama Sri menyebut, akibat imbas dari sistem zonasi yang di berlakukan.
Lalu, dia juga menduga para siswa yang berada di zona SMP Negeri 1, takut mendaftarkan karena beratnya mata pelajaran bagi mereka untuk meraih nilai bagus. “Mungkin juga karena mereka menilainya pembelajaran di SMP Negeri 1 Kota Bogor cukup berat,” bebernya.
Dengan fakta PPDB demikian, Sri menyebut, sudah dapat membuktikan bahwa nilai zonasi 100 untuk SMP Negeri 1 Kota Bogor, ternyata banyak yang tidak terserap.
“Iya tadi juga saya lihat ada siswa yang nilainya 38, tetapi nilai zonasinya hanya 25, sementara yang nilai zonasinya 100 tetapi nilainya hanya 22, bingung juga kita jadinya,” tandas Sri.
Sementara itu, Sekretaris PPDB yang juga Kabid Pendidikan Dasar Disdik Kota Bogor, Jajang Koswara, membenarkan adanya ketimpangan pendaftaran PPDB bersistem zonasi ini. Jajang menyebut, pendaftarannya tidak terihat merata, itu terlihat dengan adanya sekolah yang ‘diserbu’ pendaftar hingga panitianya kewalahan.
“Namun ada juga sekolah favorit yang justru pelayanannya sangat santai saat PPDB, karena pendaftarnya tidak begitu membludak,” kata Jajang.
Jajang pun menduga kejadian tersebut dampak dari pemberlakuan sistem zonasi. Menurutnya, walaupun ada pendaftar yang seharusnya masuk ke zonasi 1, tetapi karena takut anaknya tidak bisa mengikuti pembelajaran disekolah tersebut terpaksa keluar zonasi lain dengan harapan anak-anaknya bisa mengikuti pembelajaran disekolah yang dituju.
Kedepan pihaknya juga akan mengevaluasi mengenai sistem zonasi wilayah, terutama di wilayah zona tengah dimana di zona itu ada SMP Negeri 1, SMP Negeri 2, SMP Negeri 4 dan SMP Negeri 7.
“Kita akan lihat bagaimana animo masyarakat di wilayah zona Bogor Tengah itu, terhadap sekolah sekolah tersebut,” pungkasnya.
(*)