Diinisiasi KOOD, Diapresiasi Pemerintah
Harian Sederhana, Depok – Kumpulan Orang Orang Depok (KOOD) merayakan momen Lebaran Depok yang diisi beragam kegiatan di lapangan terbuka Perumahan Sawangan Village, Kecamatan Sawangan pada Sabtu-Minggu (6-7/7/2019).
Ketua Umum KOOD, Ahmad Dahlan mengatakan kegiatan ini merupakan sebagian langkah dari organisasinya untuk melestarikan kebudayaan lokal seperti tradisi rantangan. Lebaran Depok ini juga bertujuan untuk menguatkan silaturahmi antar pengurus KOOD tingkat kecamatan.
Dirinya menegaskan, kegiatan ini bukan hanya mengangkat budaya kebersamaan dalam tradisi rantangan saja melainkan juga memperkenalkan berbagai kesenian khas Betawi Depok, yaitu Tarian Topeng Cisalak dan Lenong.
Dikatakannya, walaupun Lebaran Depok identik dengan warga lokal, namun KOOD juga mengundang organisasi atau paguyuban kedaerahan lain yang ada di Kota Depok. Antara lain Paguyuban Minang dan Pasundan.
“Ya, paguyuban lain pun kita undang. Silahkan menggunakan pakaian adat masing-masing. Dengan demikian, semakin memperkuat keberagaman diantara kita,” katanya.
Mantan Anggota DPRD Kota Depok periode 2004-2009 ini menyebut, Lebaran Depok dirancang sebagai hiburan yang merakyat. Untuk itu pihaknya menyediakan panggung hiburan, pameran kuliner, arena bermain anak dan pawai budaya yang bertemakan kebudayaan Betawi.
“Antusias masyarakat luar biasa. Hal ini tentunya dilupar perkiraan kami. Warga Depok sangat antusias terhadap kegiatan ini dan tentunya misi untuk melestarikan budaya juga tercapai lantaran banyaknya warga yang datang,” paparnya.
Kegiatan ini, sambungnya, turut mengikutsertakan sekitar 80 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Bermacam-macam kuliner Betawi, pakaian adat Betawi pun turut diperjualbelikan pada acara Lebaran Depok.
“Ada dodol, geplak dan makanan khas Betawi Depok lainnya. Bahkan, ada rumah-rumah Betawi yang sengaja dibuat untuk masyarakat berswafoto,” katanya.
Hal senada juga diungkapkan Sekretaris Umum KOOD Nina Suzana yang menyebut Lebaran Depok ini baru pertama kali digelar. Alasan diadakan Lebaran Depok, katanya, untuk mengenalkan budaya atau tradisi orang Depok zaman dulu kepada generasi muda atau generasi milenial.
“Lebaran Depok kita juga menampilkan pasar penghabisan yang diisi para pelaku UMKM Depok,” kata Nina.
Tidak hanya pasar, Lebaran Depok juga menampilkan seni budaya seperti tari betawi serta pencak silat dari berbagai perguruan di Depok.
“Ada Gambang Kromong dan Lenong bocah dari budaya Depok. Lebaran Depok juga diisi dengan malam roahan yang didalamnya berisi ceramah agama oleh tokoh agama Depok,” pungkas Nina.
Sementara itu Sudadih selaku Ketua Panitia mengatakan, Lebaran Depok tidak hanya sekadar memperkenalkan seni dan budaya, tapi juga mempererat tali persaudaraan satu dengan lainnya, karena di acara ini tidak hanya warga dari Sawangan dan Bojongsari yang hadir, termasuk juga dari wilayah kecamatan lainnya berkumpul di sini.
Mereka yang hadir tidak sekadar datang, tapi membawa rantangan berisi nasi berisi lauk pauk untuk dimakan secara bersama.
“Di Lebaran Depok ini tidak hanya sekadar makan bareng, tapi yang lebih dalam lagi bahwa dari kegiatan ini bisa tumbuh kembali silaturahmi yang sempat terputus,” kata Sudadih selaku Ketua Panitia Lebaran Depok.
Sudadih yang juga Lurah Bedahan menjelaskan, rantangan ini sesungguhnya budaya Depok sejak dulu oleh orang tua di masa lampau, namun sekarang sudah tidak ada lantaran digerus oleh perkembangan zaman.