Harian Sederhana, Depok – Suasana duka tampak menyelimuti kediaman almarhum Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho di kawasan Perumahan Raffles Hills, Blok I6 No.15, Kelurahan Harjamukti, Kecamatan Cimanggis, Depok, Minggu (7/7/2019).
Ivanka, putra kedua almarhum mengatakan sebelum sang ayah meninggal kondisi kesehatannya sempat mengalami kemajuan. Keduanya bahkan sempat berkomunikasi melalui aplikasi video call.
“Ini sangat menyedihkan lah buat kami. Kami sangat berduka karena selama kemarin berobat ke China banyak kemajuan. Bapak sudah bisa jalan, bisa ngomong bahkan kemarin pai sempat video call sama saya,” tuturnya.
Namun sehari setelah itu, kondisi Sutopo tiba-tiba menurun karena flu. “Kemarin sempat agak drop karena flu terus, dikabarkan oleh mama. Dokter juga sudah ngasi obat yang ada adrenalinnya. Itu membuat bapak enggak bisa tidur. Terus saya dikabarkan tadi malam, jam 1 lebih, bapak suda enggak ada,” ucap Ivanka dengan mata berkaca-kaca.
“Kami sangat berduka, semoga pak Topo tidak lagi merasa sakit dan ditempatkan di tempat yangg lebih bagus,” timpalnya lagi sambil menahan tangis.
Sementara itu Kepala BNPB, Letjen TNI AD Doni Munardo mengungkapkan, sosok almarhum Sutopo sebagai salah satu anak buah terbaiknya di lembaga tersebut. Bahkan, mantan Danjen Kopassus ini mengaku, telah mengenal Topo (sapaan akrabnya) sejak cukup lama.
“Saya inikan sudah sejak awal terbentuknya BNPB sudah ada komunikasi dengan pak Topo. Setelah saya ditugaskan sebagai komandan grup di Paspampres pada tahun 2008, sejumlah peristiwa bencana yang terjadi pada periode 2008-2010 dan 2012-2014 saya selalu berkomunikasi dengan beliau,” katanya saat berkunjung ke rumah duka.
Sejak saat itulah, Doni mengaku dirinya dan Sutopo menjadi semakin intens berkomunikasi hingga akhirnya bertugas pada tempat yang sama yakni di BNPB. Dimata Doni, Sutopo adalah pekerja keras dan tidak pernah mengeluh.
“Beliau ini selalu ingin belajar dan semangatnya untuk memberikan informasi kepada publik luar biasa. Jadi beliau bisa mengunpulkan kepingan-kepingan berita informasi dari seluruh BNPB merangkum menjadi sebuah risalah kejadian dan juga ikut memberikan analisa tentang apa-apa yang perlu dilakukan. Baik pemerintah daerah maupun pusat,” paparnya.
Semasa hidupnya, Sutopo telah mengharumkan nama BNPB di mata dunia. Salah satunya prestasinya bahkan mendapat pengakuan dari Perserikatan Bangsa Bangsa atau PBB. Almarhum, telah aktif membesarkan nama BNPB sejak lembaga itu lahir pada tahun 2008 silam.
“Sejumlah prestasi yang telah diraih oleh BNPB sebagian adalah karya Pak Sutopo. Termasuk yang terakhir adalah pemberian penghargaan dari PBB dari UN di Baku, Azerbaijan dalam bidang inovasi kebencanaan yaitu petabencana.id yang meraih peringkat tertinggi,” jelas Doni.
Disamping itu juga, pria yang akrab disapa Topo itu sering mendapatkan penghargaan dari banyak lembaga, baik itu lembaga pemerintah maupun dari kalangan media atas kinerjanya yang luar biasa. “Dan kami keluarga besar BNPB sekali lagi sangat kehilangan dan bagi kami pak Topo adalah pahlawan kemanusiaan,” ujar Doni.
Dimakamkan di Boyolali
Jenazah Sutopo diterbangkan dari Guangzhou, Cina pada hari ini (kemarin-red) untuk selanjutnya di semayamkan di rumah duka di kawasan Raffles Hills, Cimanggis, Depok.