Harian Sederhana, Depok – Jatuh bangun merupakan sebuah proses yang akan dilalui setiap pelaku bisnis. Namun dibalik itu semua akan ada banyak pelajaran, yang bisa dipetik kemudian diterapkan untuk kemajuan.
Banyak cerita usaha yang diulas oleh Harian Sederhana dari pemilik Usaha Menengah Kecil Masyarakat yang akhirnya disimpulkan bahwa ketika membangun bisnis mental yang kuat harus dimiliki oleh pelaku usaha. Adalah Hamimah Sanusi salah satu anggota UMKM Wira Usaha Baru atau WUB dengan brand produk kuliner “Mak Gendhis”.
Hamimah mengaku, sebelum terjun menekuni kuliner sempat malang melintang di dunia Fashion khusus muslimah dari tahun 2010 – 2015. Strategi pemasaran lewat Online, dijalani namun ternyata banyak tumbuh pesaing baru dengan jenis usaha yang sama.
“Latar belakang saya kuliah adalah pemasaran dan suka sekali dibidang penjualan, awalnya dagang fashion lewat online karena banyak saingan membuat kita sulit menjangkau pasar. Itu yang saya rasakan, apalagi harus update pakaian terbaru akhirnya saya stop di tahun 2015,” tutur Hamimah, Senin (8/7/2019).
Ketertarikannya di dunia kuliner, adalah saat mendapatkan jaringan sebuah produk sambel dari wilayah Bekasi. Hamimah akhirnya mencoba peruntungan dengan menjadi agen.
“Ternyata laris seiring berjalannya waktu jiwa bisnis selalu timbul setiap ada acara maupun momen pesanan, sambel yang saya bawa saat itu selalu di respon dengan baik,” katanya.
Sambil menjalani usaha, terbersit sebuah pemikiran kenapa tidak menciptakan produk sendiri. Pasalnya, Hamimah juga terampil memasak dan mumpuni dalam membuat sambal.
“Saya memutuskan berhenti jadi agen, lalu mulai buat produk yang dinamakan Sambel “Mak Gendhis”. Alhamdulillah sampai sekarang selalu ada repeat order dari customer dengan beberapa varian rasa,” bebernya.
Beberapa sambal hasil ciptaannya yaitu Sambel ORI (terasi bawang), Sambel Cakalang (ulek), Sambel Roa (ulek), Sambel Sicawang (diiris). Para pelanggan mengaku ketagihan dan selalu memesan karena cita rasa yang khas.
“Menjadi ciri khas sambal saya adalah, diulek dengan komposisi bahan yang segar. Kemudian, selalu siap bila ada yang mesan mereka tidak perlu menunggu,” bebernya.
Selain itu, untuk produk Sambal Cakalang juga, diproses seacara alami dengan tambahan ikan Cakalang yang sedap dan minyak goreng pilihan menggugah minat pelanggan datang dan tak sabar untuk membeli.
“Harganya juga terjangkau, untuk Sambel ORI Rp 28 ribu, Cakalang Rp 30 – 35 ribu, Sambel Sicawang Rp 22 ribu. Omset perbulan mencapai Rp 4 – 5 juta,” terangnya.
Hamima menceritakan sedikit pengalaman unik dimana sempat memperoleh orderan sambal yang banyak. Wanita berhijab ini mengaku keteteran hingga tidak bisa tidur, akibatnya dia harus mengantar produk pesanan ke pelanggan.
“Sampai sekarang, suka malu sendri ingat itu. Maklum awal merintis tetapi sekarang, tidak pernah telat lagi ngirim semua saya jadikan pelajaran,” tandasnya.
Tidak terasa, waktu berlalu hingga hampir dua tahun Hamima menekuni usaha Sambal. Dirinya sedikit memberikan tips, kepada pelaku usaha muda agar selalu memiliki tekad yang besar dalam berbisnis.
“Intinya fokus dengan usaha kita dan yakin pasti laku dipasaran wlopun banyak pesaing. Yakinkan bahwa kita memliki ciri khas setiap produknya,” pungkasnya.
(*)