Harian Sederhana, Sukabumi – Perkembangan Boles (bola api) dan Lisung Pajajaran hasil kreasi Pondok Pasantren Dzikir Al-Fath Kota Sukabumi terus dikenal hingga mancanegara.
Di bawah naungan Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (Formi) seni budaya boles dan lisung ngamuk ini, diharapkan mampu menjadi ikon Kota Sukabumi.
“Saat ini boles dibawa ke negeri jiran, untuk dikembangkan disana oleh seorang guru beladiri tangan kosong negara malaysia Ruzaidi Abdurrohman yang saat ini menjadi duta Alfath,” jelas Fajar Laksana, Pimpinan Ponpes Alfath disela kegiatan Gelar Budaya Silat Deklarasi Kujang Day di Ponpes Alfath, Jum’at (12/7/2019) malam.
Tugas Ruzaidi selaku duta Alfath untuk Malaysia memiliki misi mengenalkan boles dan Lisung Pajajaran ke mancanegara. “Salah satu sasarnanya, mengenalkannya boles ke negara Malaysia tempat asalnya,” ujarnya.
Tak hanya itu Fajar juga mengatakan, boles dan Lisung pajajaran sudah cukup dikenal oleh sejumlah negara dari mulai asean hingga eropa lainnya bahkan sudah banyak yang mempelajari boles.
“Negara luar tengah melirik seni boles, Dari mulai Brunei Darussalam, Inggris, Prancis telah menyambangi Alfath untu melihat langsung,” ungkapnya.
“Namun sayangnya, saat ini seni boles dan lisung Pajajaran terkendala dengan HAKI yang saat ini masih diperjuangkan dan harus menjadi perhatian bersama, terutama pemerintah untuk ikut berperan dalam mengembangkan seni boles dan Lisung Pajajaran,” tuturnya
Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi mengajak semuanya mendoakan Ruzaidi bisa mengokohkan, termasuk mengenalkan budaya Sunda ke mancanegara.
“Kita doakan sebagai duta Alfath, mampu mengokohkan dan lebih luas mengenalkan budaya Sunda ke mancanegara,” pungkasnya.
Sekaitan dengan kegiatan Gelar Budaya Silat Deklarasi Kujang Day yang diinisiasi Ponpes Alfath. Orang nomor satu di Kota Sukabumi berpendapat event seperti ini harusnya bisa dilaksanakan lebih besar lagi.
“Event Kujang day, dilaksanakan Harus lebih besar lagi. Tidak hanya di Alfath saja karena seni kujang merupakan budaya dan sejarah sunda di Kota Sukabumi yang harus diperkenalkan ke masyarakat luas,” ujar Fahmi.
Terlebih, kujang day harus menjadi bagian dan sejarah di tingkat Kota Sukabumi. “Bisa menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke Kota Sukabumi, kujang harus menjadi bagian dari Kota Sukabumi,” ucapnya.
Kujang sendiri, menurut Fahmi, merupakan simbol bagi masyarakat Sunda. Bisa diartikan kujang sebagai simbol semangat perjuangan, tak mengenal lelah, tak patah semangat yang dimiliki warga Sunda.
“Sesuai semangat kujang, warga Jabar atau Sunda untuk tidak mudah menyerah. Tidak ketinggalan zaman dan Orang Sunda harus memimpin dan mampu berada di depan,” ungkapnya.
Sementara itu, Kapolres Sukabumi Kota AKBP Susatyo Purnomo Condro menilai Kujang day merupakan bukti kreatifitas sesuai dengan kota Sukabumi untuk menjadi kota kreatif.
“Kota Sukabumi Kota kreatif, saya juga mendengar Baru hari ini ada kujang day,” akunya.
Kapolres juga menilai, meski Sukabumi merupakan kota kecil namun didalmnya terdapat sejuta keindahan, dirinya juga mengajak masyarakat untuk membangun kota Sukabumi menjadi kreatif dan membangkitkan melalui ekonomi kreatif.
Sehingga dapat menggerakan ekonomi masyarakat dengan melibatkan berbagai komunitas.
“Saya menilai, Kota Sukabumi penuh keberagaman dan sangat luar biasa. Potensi masyarakat cukup baik dalam kreatifitas. Jadi apapun yang dilakukan di Kota Sukabumi harus kreatif,” pungkasnya.
(*)