Harian Sederhana, Bekasi – Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto berhasil menahkodai PDI Perjuangan dalam Konfercab PDIP Kota Bekasi, Minggu (14/7/2019) kemarin. Meski sejumlah kader banteng menolak, ia tetap akan memuluskan langkahnya berkarir politik dan maju di Pilkada 2023.
Pemerhati Kebijakan Publik Bekasi, Didit Susilo mengatakan, konfigurasi politik di Kota Bekasi langsung berubah, karena PDIP masuk gerbong pemerintahan.
“Pastinya PDIP yang berhasil meraup 12 kursi DPRD pileg 2019, akan menyokong dan mengawal program pemerintahan daerah hingga 2023,” katanya kepada Harian Sederhana, Senin (15/7/2019).
Menurutnya, sejak pra pilkada tahun lalu, Tri berkeinginan masuk kandang banteng. Namun, DPC PDIP mengajukan calon tunggal Mochtar Mohamad (M2).
DPP PDIP menolak nama M2 hingga akhirnya merekomendasi Sumiyati-Lilik Haryoso sejam sebelum tutup pendaftaran pasangan calon. Namun entah kenapa akhirnya PDIP tidak mengajukan pasangan calon dan mengalihkan dukungan ke Rahmat Effendi-Tri Adhianto.
“Tri harus terus mau mengkolaborasikan perpolitikan dan harus terus belajar banyak kepada Rahmat Effendi. Menunjukan kinerja pemerintahan yang harmonis dan saling melengkapi. Jangan ada friksi ‘ban serep’. Jabatan Ketua DPC justru memperkuat fortofolio politik,” ujar dia.
Didit menegaskan, konfigurasi perpolitikan lokal jelang 2023 ditentukan oleh perjalanan karir politik Tri Adhianto, karena Rahmat Effendi sudah tidak bisa mencalonkan kembali. Sedangkan perjalanan panjang selama 4 tahun itu, apapun bisa terjadi. Termasuk kekuatan pendukung Pilpres Prabowo yang memiliki basis kekuatan politik signifikan dan menang di Kota Bekasi dua kali helatan Pilpres.
“Terus terang kalau Tri kepingin besar ya harus banyak belajar dengan wali kota Rahmat Effendi. Ini fakta rielnya dan ujian perjalanan harmonisasi ke depan,” ujarnya.
(*)