Harian Sederhana, Depok – Rencana pemutaran musik di lampu lalu lintas oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Depok dinilai kurang efektif dalam mengurangi kemacetan di kota tersebut.
Maka dari itu Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Budi Rahadjo mengatakan bahwa kemcetan di Depok suatu permasalahan transportasi dan memang mendesak untuk diselesaikan.
“Kota Depok harus fokus pada solusi yang lebih komprehensif, penataan angkutan umum massal harus dilakukan sehingga memberikan kemudahan aksesibilitas masyarakat untuk memanfaatkannya,” kata Budi Rahadjo.
Ia mengatakan, jika penataan angkutan umum massal sudah dilakukan maka dapat dilakukan upaya-upaya pembatasan penggunaan kendaraan pribadi. Sehingga kedepanya masyarakat akan berpindah menggunakan angkutan umum massal.
“Menjawab permasalahan transportasi yang dihadapi Kota Depok, itu tadi harus ada penataan angkutan masal,” kata Budi.
Rencana itu pemutaran musik juga mendapatkan masukan dari pengamat transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata, Djoko Setijowarno. Ia mengatakan bahwa rencana pemasangan lagu di setiap lampu lalu lintas di Depok untuk menghilangkan stres saat macet di ruas jalan yang ada di Kota Depok kurang tepat.
“Iya tapi kalau untuk selingan tidak masalah (dipasang lagu di lampu lintas di Depok),” kata Djoko.
Meski begitu untuk mengatasi kemacetan yang ada di Kota Depok, Djoko menyarankan agar Pemkota Depok harus memiliki political will untuk menata angkutan umum. Pengertian political will ini adalah basis keyakinan publik tehadap pemerintah.
Jika saja publik yakin bahwa pemerintah mempunyai political will, maka publik akan memberi nilai bagus kepada pemerintah.
“Memang tidak mudah, tapi harus dilakukan sejak sekarang, belajar dengan KRL Jabodetabek dan banyak daerah sudah melakukan dengan kemampuan SDM dan keuangan daerahnya,” pungkasnya.
(*)