Harian Sederhana, Depok – Jelang Hari Raya Idul Adha mulai bermunculan para penjual hewan kurban. Mereka mencoba peruntungan dengan menjajakan sapi maupun kambing baik menjajakan lewat sosial media (online) dan membuka lapak langsung di pinggiran jalan besar.
Adalah H Doni, Pemilik Mall Hewan Kurban di Jalan Akses UI Nomer 28 A Kelurahan Tugu Kecamatan Cimanggis, Kota Depok memiliki cara yang cukup unik untuk menggaet para pembeli, yaitu dengan menyiapkan Sales Promotion Girl (SPG) cantik dengan busana ala Cowgirl.
Menurut dia, para SPG tersebut telah dibekali pemahaman mengenai kriteria sapi kurban dengan tata bahasa yang baik dan menarik minat pembeli untuk terus berdatangan.
“Ya, cukup bagus juga karena customer nyaman ada (SPG) yang mendampingi. Mereka membantu menjelaskan jenis-jenis sapinya juga,” tutur H. Doni, Minggu (21/7/2019).
Sapi yang dijualnya terbagi menjadi dua jenis yaitu lokal dan internasional dengan harga yang berbeda antara Rp 100 – Rp 300 Juta. Menurut dia dari ribuan hewan kurban tersebut, ada sekitar 12 ekor sapi yang memiliki berat diatas 1 Ton lebih.
“Jenisnya macam-macam ada Wagyu, Limousin Dan Lain Lain,” bebernya.
Hebatnya lagi, banyak pemesan baik penjual maupun pembeli pribadi berdatangan sejak jauh-jauh hari. Mereka kebanyakan membeli hewan kurban dengan harga Rp 20 juta kebawah.
“Ya rata-rata beli yang kisaran Rp 15 juta sampai Rp 17 juta. Permintaan kebetulan cukup banyak di tahun 2019 ini. Kami datangkan sapi dari sejumlah provinsi di Indonesia, stok yang sudah terjual sekitar 3.720 dari 6.427 ekor,” bebernya.
Selain itu, konsep SPG yang membantu memilih hewan kurban juga berbeda seperti tahun sebelumnya. Mereka rata-rata berusia muda dan diperbantukan untuk berjualan di property dan showroom.
“Jadi karena permintaan midle low cukup banyak, mereka ini diperbantukan untuk melayani customer, cukup membantu dan mendongkrak penjualan ya. Tapi tetap yang mendongkrak penjualan kita itu mutu dan kualitas,” tegasnya.
Sementara itu, seorang SPG bernama Risma (24) mengaku menjual sapi merupakan sebuah tantangan baru baginya. Wanita berparas ayu ini sedikit bercerita mengenai pengalaman uniknya yang sempat dijilat sapi.
“Kalau diseruduk sih belum pernah, tapi dijilat pernah. Takut juga namun saya jadikan itu sebagai pengalaman,” tegasnya.
Dengan topi coboy, jeans hitam dan baju lengan panjang warna biru, Risma tampak telaten menjelaskan seluk beluk hewan kurban kepada seluruh pembeli yang datang. Menurut dia, tahun ini penjualan naik hingga 30 persen dibanding tahun lalu.
“Ya penjualan meningkat, karena yang datang bukan hanya membeli buat pribadi ada juga yang jual lagi,” tandasnya.
(*)