Harian Sederhana, Depok – Ketika rasa lapar mengundang, selalu terpikir makanan apa yang nikmat untuk disantap. Terkadang tidak terasa tangan kita mengambil smartphone dan mulai mencari referensi masakan khas yang mengundang selera.
Bagi para pecinta kuliner yang merasa bosan dengan makanan cepat saji atau junk food, Harian Sederhana memberikan sebuah referensi masakan tradisional dari Betawi yaitu pecak ikan air tawar seperti nila, gurame, dan ikan mas.
Anda penasaran, jangan khawatir karena salah satu resto di Kota Depok yaitu Cafe & Resto Kampung Belang yang berlokasi di Jalan Mandor Tadjir No 184 Curug, Bojongsari menawarkan panganan tersebut.
Cafe & Resto Kampung Belang.
Nunu Nurhayati, pemilik usaha tersebut menuturkan tujuan utamanya membangun usaha ini adalah, untuk meramaikan suasana di wilayah Bojongsari. Seperti diketahui, letak Cafe & Resto miliknya berada di wilayah Barat Kota Depok yang terlihat sepi terutama pada malam hari.
Selain itu, makanan tradisional dengan bumbu turun temurun menjadi strateginya untuk menarik pelanggan dan menikmati hidangan yang diakuinya menggugah selera makan.
“Terbukti sekarang sudah agak rame dan makanan yang saya tawarkan yaitu pecak dipastikan enak,” tutur Nunu kepada Harian Sederhana, Senin (22/7/2019).
Usaha yang dirintisnya sejak tahun 2017 itu diakuinya, memberikan keuntungan yang sangat besar. Untuk memantapkan pemasaran, Nunu telah mendaftarkan produknya ke aplikasi jasa antar (Go Food). Sehingga memudahkan mereka yang ingin menikmati pecak ikan bersama keluarga di rumah tanpa harus datang.
Seiring berjalannya waktu, banyak pengalaman unik yang dialami oleh Nunu selama menekuni dunia usaha salah satunya beberapa kali sempat menemukan pelanggan yang tidak suka makan ikan, namun setelah merasakan pecak ikan buatannya malahan jadi ketagihan.
“Jadi, orang ini bilang ikan emas itu tidak enak, anehnya saat mencoba masakan saya ko jadi ketagihan. Lalu, sama seperti teman suami yang tidak suka ikan sekarang malah jadi langganan dan sering order lewat Go Food,” terangnya.
Kondisi tersebut membuat dirinya bangga, selain menambah langganan dan menjadi sebuah pembuktian bahwa makanan buatannya digemari banyak orang. “Bangga ya, ternyata saya punya resep membuat orang senang,” bebernya.
Ihwal mengenai nama resto miliknya, anggota Usaha Kecil Menengah Masyarakat (UMKM) Bojong Maju Bersama (Bosama) ini mengaku terinspirasi dari pohon Antorium dengan daunnya yang berwarna belang. Maka Resto tersebut dinamakan Kampung Belang.
“Tadinya disini tempat komunitas antorium, akhirnya saya jadikan tempat usaha. Daunnya kan belang, itu jadi inspirasi tempat usaha,” tegasnya.
Disisi lain, harga makanan yang tersaji di Resto Kampung Belang dinilai Nunu masih terjangkau bahkan masuk kategori murah meriah. Satu porsi pecak ikan dibanderol Rp 35 ribu. Namun, sayang ketika ditanya mengenai omset per bulan wanita berhijab ini hanya tersipu.
“Intinya, cukup untuk mengembangkan usaha saya ini,” kelakarnya.
Kesuksesan yang diraih Nunu tidak mudah, awalnya dia membangun usaha dengan modal minim namun secara bertahap dengan ketekunan dan kesabaran resto tersebut dibangun dan semakin besar.
“Awalnya hanya punya empat pegawai sekarang nambah jadi 11 orang mereka kerja secara bergantian (sistem shift),” tandasnya.
Kini, Nunu masih mengejar cita-cita lainnya yaitu memasarkan pecak ikan buatannya ke seluruh penjuru kota Depok. Produk andalannya, kini tengah memasuki proses perijinan PIRT dan Halal.
“Saya ingin, titip di supermarket jadi sekarang ini sedang proses perijinan dan belajar pengemasan yang baik lewat bantuan UMKM,” pungkasnya.
(*)
