Harian Sederhana, Depok – Ketua DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Kota Depok, Hendrik Tangke Allo akhirnya mengaku siap mencalonkan diri dalam ajang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 di kota tersebut.
Salah satu alasan dirinya siap mencalonkan diri dalam pesta demokrasi lima tahunan warga Depok tersebut lantaran dirinya ingin menghilangkan stigma minoritas dan mayoritas di kota tersebut.
Ketika ditemui disela-sela kesibukannya, pria yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Depok ini bahkan mengaku legowo bila harus berada di posisi sebagai calon wakil wali kota.
“Saya siap maju menjadi calon Wakil Wali Kota Depok. Tujuan pertama kita itu untuk menjaga keberagaman atau pluralisme. Kita tunjukkan bahwa mayoritas minoritas tidak ada, semua bisa satu dengan satu tujuan membangun kota ini lebih baik. Depok ini miniatur Indonesia,” tuturnya, Kamis (01/8/2019).
Pria yang akrab disapa HTA ini juga menyebut, dirinya menyadari meski bukan berasal dari golongan muslim, namun ia yakin masyarakat Depok bisa bersikap dewasa dalam tatanan demokrasi. Sebab Pilkada adalah mencari yang terbaik dan membawa harapan terbaik untuk kota ini bukan calon itu berasal dari mana atau agama apa.
“Bahwa di PDI Perjuangan tidak ada lagi yang berbicara SARA. Semua memiliki hak dan kewajiban sama sebagai warga negara yang berideologi Pancasila,” katanya.
HTA pun menjelaskan, Kota Depok begitu pluralisme dengan mayoritas muslim akan menerima. Ia juga sangat yakin warga di kota tersebut sudah sangat dewasa dan tidak kembali berbicara SARA.
“Kota Depok yang begitu pluralisme dengan mayoritas muslim akan menerima. Yang ingin kita munculkan, kita bisa bergandengan tangan. Ya kalau Tuhan mengizinkan, saya mendampingi tokoh muslim di Depok saya ingin membuktikan bahwa kita tidak terpecah-pecah. Kalau pemimpin bisa menyatu apalagi rakyat,” katanya.
HTA bahkan mengklaim kalau di kalangan internal partainya telah mendukung dirinya untuk maju dalam kontestasi Pilkada Depok 2020. Meskipun begitu, Hendrik mengaku akan menunggu keputusan dari Dewan Pengurus Pusat atau DPP setelah kongres di Bali pada 10 Agustus 2019, mendatang.
“Internal dukung saya, tapi balik lagi semua jadi putusan DPP. Kalaupun saya harus meninggalkan kursi di DPRD untuk maju, ya itukan resiko dan saya siap,” katanya.
Terkait arah koalisi, PDIP akan membuka diri dengan siapapun yang memiliki peluang untuk menang. Sekalipun dengan Partai Gerindra, Golkar ataupun PKS.
“Politik ini kan dinamis, yang penting kita punya tujuan yang sama, yakni membangun Kota Depok. Bagi saya tidak penting jadi wali atau wakil yang penting adalah membangun kota ini,” katanya.
Untuk diketahui, PDIP adalah salah satu partai yang dapat mengusung sendiri kadernya dalam ajang Pilkada Kota Depok lantaran memiliki 10 kursi di DPRD. Selain PDIP, dua partai lainnya yang juga mampu mengajukan kandidatnya adalah PKS dengan 12 kursi dan Gerindra dengan perolehan 10 kursi di DPRD Depok.
Nama Rano Karno Sempat Mencuat
Beberapa waktu ini nama Rano Karno sempat mencuat dan diisukan akan maju dalam Pilkada Depok 2020. Dukungan pun datang dari berbagai pihak. Namun, dua hari ini beredar tentang video tentang teka-teki dirinya maju dalam pesta demokrasi warga Depok tersebut.