Depok – Kehadiran Wali Kota Depok, Mohammad Idris ke Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Anfal di RT 02/ RW 05, Kelurahan Serua, Kecamatan Bojongsari memberikan harapan baru bagi pengurus yayasan dan guru di sekolah agama tersebut.
Pasalnya, sekolah yang masih kekurangan sarana dan prasarana pendukung berupa ruang kelas baru, meja dan kursi bisa mendapatkan bantuan dari Pemkot Depok, tetapi harus mendapat surat rekomendasi dari Kementerian Agama, sehingga bisa memperoleh bantuan berupa hibah.
Bantuan yang diberikan Pemkot Depok, tidak hanya untuk lembaga pendidikan agama seperti madrasah, termasuk lembaga lainnya. Jika sekolah SMP swasta ingin mendapatkan bantuan bisa datang langsung ke Dinas Pendidikan dengan membawa proposal.
Bantuan hibah ini diungkapkan Wali Kota Depok, Mohammad Idris saat silaturahmi ke Masjid Jami Al Muqaromah dan Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Anfal yang jaraknya hanya dibatasi jalan lingkungan.
Menurut Idris, lembaga pendidikan swasta seperti madrasah maupun lembaga lainnya bisa memperoleh dana hibah dari pemerintah jika sekolah madrasah meminta rekomendasi dari Kementerian Agama.
Kemudian jika SMP Islam bisa melalui Dinas Pendidikan dan tidak perlu ke Kemenag. Selain itu, juga bantuan bisa melalui dana CSR (Corporate Social Responsibility ) yang merupakan dana sosial dari pengusaha yang ada di Kota Depok.
Meski bantuan CSR belum diatur dalam Perda yang mengharuskan bantuan tersebut di Depok, tapi pengusaha tersebut memberikannya kepada korban bencana alam seperti di Palu, Sulawesi Tengah.
Untuk itu, agar bantuan bisa diserahkan ke Depok, dibutuhkan penyadaran bagi pengusaha agar memberikan bantuan CSR ke wilayah ini. “Forkopimda, Camat diharapkan bisa memberikan penyadaran kepada pengusaha terkait CSR tersebut bisa diberikan untuk masyarakat yang membutuhkan di Kota Depok,” terangnya.
H Ali, selaku pengurus Yayasan Hidayatul Anfal pengelola sekolah MI Hidayatul Anfal merasa besar hati setelah Mohammad Idris menyatakan lembaga pendidikan bisa memperoleh bantuan dari Pemkot Depok.
Dirinya menyiapkan proposal untuk diserahkan ke Pemkot Depok agar bantuan sekolah agama yang dikelolanya bisa memperoleh bantuan karena masih kekurangan sarana dan prasarana pendukung. “Kami masih membutuhkan bantuan ruangan kelas, dan kebutuhan lainnya untuk kegiatan belajar dan mengajar,” ujarnya.
Dengan permohonan ke Pemkot Depok diharapkan bantuan yang diinginkan bisa diberikan sehingga keberadaan madrasahnya bisa maju dan berkembang sesuai harapan masyarakat di lingkungan sekitar sekolah madrasah tersebut.
Dalam kesempatan itu, Wali Kota Depok masuk ke salah satu ruang kelas dan berdialog dengan siswa. “Siapa yang tahu Wali Kota Depok ?,” tanya Idris dihadapan anak-anak.
Beberapa menit setelah Idris bertanya, di antara siswa kelas 2 MI Hidayatul Anfal menyebut bahwa Wali Kota Depok adalah Mohammmad. Mendengar jawaban tersebut, orang nomor dua di Pemkot Depok menyatakan kurang lengkap, namun ketika diberikan kesempatan kepada siswa lainnya untuk menjawab, tapi mereka tidak mengetahui. Pada akhirnya sang Wali Kota membeberkan namanya.
Tidak hanya sampai di situ, Wali Kota juga melakukan pengetesan kepada siswa terkait bahasa arab, namun karena siswa belum belajar sehingga tidak semuanya siswa menguasainya.
“Bapak nanti mau ngajar di sekolah ini ya Bahasa Arab,” kata Idris, sambil pamit kepada siswa dan guru di sekolah tersebut.(*)