Menu

Mode Gelap
Perjuangan Nanu Membangun Bisnis Advertising Mulai Bisnis WO dari Nol, Kini Teh Yani Kantongi Omset Ratusan Juta Per Bulan

Bekasi

Bekasi Disebut Kawasan Potensial

badge-check


					Direktur PT Jababeka Tbk Sutedja Darmono Perbesar

Direktur PT Jababeka Tbk Sutedja Darmono

Harian Sederhana, BEKASI – Bekasi dinilai sebagai kawasan yang paling potensial menjadi kota masa depan. Ini karena Bekasi punya sejumlah infrastruktur konektivitas paling lengkap dibanding kawasan lainnya.

Mulai dari Light Rail Transit (LRT), Bus Rapid Transit (BRT), Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line, Jalan Tol, Jalan Tol Layang, serta dilintasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Direktur PT Jababeka Tbk Sutedja Darmono mengungkapkan pendapatnya saat menjadi pembicara “Creating The Cities of The Future” pada Kongres Diaspora Indonesia ke-5 di Jakarta, Sabtu (10/8).

“Seluruhnya berada dalam satu kawasan. Bekasi potensial dikembangkan sebagai transit oriented development (TOD). Karena kota masa depan adalah kota yang memudahkan warganya beraktivitas dalam tata kota yang saling terkoneksi,” papar Sutedja.

Dia mencontohkan kota Shanghai, China. Kota ini memiliki kereta bawah tanah terpanjang dengan nama Shanghai Metro. Kereta bawah tanah ini beroperasi sepanjang 548 kilometer, yang menghubungkan 14 dari total 17 distrik di kota tersebut.

Shanghai Metro dibangun tahun 1986 dan beroperasi pada 1993. MRT ini merupakan ketiga tertua di China setelah Beijing Subway dan Tianjin Metro.

“Warga Shanghai banyak yang menggunakan moda transportasi ini. Ke kantor, ke mal, ke mana-mana, mereka naik MRT. Sama dengan MRT Jakarta yang mampu mengubah perilaku warga dalam bertransportasi,” tutur Sutedja.

Shanghai Metro pun termasuk salah satu pilihan transportasi favorit. Hal ini terbukti dengan catatan penumpang tahunan sebanyak 3,71 miliar orang pada 2018. Sementara jumlah penumpang harian mencapai 13,29 juta pada 8 Maret 2019. Selain terkoneksi dengan sejumlah moda transportasi, kota masa depan menurut Sutedja juga harus nyaman didiami.

“Tidak berpolusi, tidak terlalu ekstrim suhunya, tenang, dan memungkinkan warganya untuk lebih kreatif dan inovatif. Lebih ke smart city,” kata dia.

Sutedja mengatakan, contoh paling bagus untuk mengembangkan smart city adalah Kota San Fransisco di Amerika Serikat. Kota ini, kata Sutedja, memiliki ekosistem lengkap sebagai kota pintar, termasuk industri, inovasi, rancangan kota, konektivitas, dan lain sebagainya.

“San Fransisco adalah kota yang paling enak didiami, tech people itu orang-orang kreatif yang butuh konektivitas. Ini bagus. dan Bekasi adalah kawasan yang cocok untuk itu,” ujar dia.

Jababeka sendiri sebagai sebuah township development yang awalnya berbasis kawasan industri 3.0 dengan banyak perusahaan berbasis manufaktur, akan lebih akomodatif terhadap tren baru.

“Sekarang ada kebutuhan industri 4.0, big data atau Internet of Things (IoT) dan lain sebagainya. Kami tengah merancang kawasan menuju ke sana dengan menerapkan konsep smart city,” imbuh Sutedja.

Jababeka berencana membangun sillicon valley Indonesia, rumah bagi para tech people dengan sejumlah ekosistemnya.(*)

Facebook Comments Box

Baca Lainnya

Pemkab Bekasi Teken Komitmen Penanganan Banjir dan Longsor

3 Juni 2020 - 08:48 WIB

H. Marta Reses Ikuti Protokol Kesehatan

3 Juni 2020 - 08:32 WIB

Disdukcapil Imbau Warga Manfaatkan Pamor di Masa New Normal

3 Juni 2020 - 08:32 WIB

MPP Plaza Cibubur Dipastikan Siap Kembali Dibuka

3 Juni 2020 - 08:25 WIB

MPC PP Bentuk Relawan Task Force Kemanusiaan Covid-19

2 Juni 2020 - 10:45 WIB

Trending di Bekasi