Harian Sederhana, Cigombong – Cigombong- Winarsih warga RT 09 Desa Ciadeg, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, penerima program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) menyoal anggaran yang jadi haknya diduga tidak utuh. Pasalnya, bantuan RTLH yang diterima berupa material bahan bangunan tidak sesuai dengan jumlah total bantuan dana RTLH sebesar Rp 10 juta.
“Pas mau lihat kwitansi ke sopir pengirim barang tidak boleh. Katanya itu urusan desa. Padahal saya hanya dikirim bahan material, berupa pasir 1 colt, batako 500 pcs, semen 5 sak, kaso ikat, galar dan paku 3 kilo gram. Kalau dihitung paling tidak kurang Rp 4 jutaan, ditambah uang Rp 1,5 juta untuk tukang. Informasinya total bantuan kan Rp 10 juta. Saya jadi heran,”ungkap Winarsih saat memberi keterangan kepada wartawan belum lama ini.
Serupa dikatakan penerima program RTLH lainya, Encih warga RT 02 RW 10 Desa Ciadeg, yang juga merasa heran dengan bantuan material yang diterimanya. Akhirnya ia pun mengambil gambar kwitansi perbelanjaan bahan material dengan telepon genggam.
” Disaat supir pas ngantar bahan material kesini, saya coba minta bon pembeliannya. Namun, supir material tersebut mengatakan Kalau bon pembelanjaan hanya untuk pihak desa saha, Tapi, saya tidak kehilangan akal.
Saya pinjam bonnya kemudian langsung saya foto,”akunya.
Herannya, sambung Encih, dalam kwitansi itu yang tertera hanya daftar harga satuan barang material. Namun, kata dia, tidak dituliskan jumlah total harga belanja.
“Yang ada cuma daftar harga. Cuma tertera harga satuan barang dan jumlah material yang dikirim dengan jumlah harga berkisar Rp 5 jutaan,”terangnya.
PJS Desa Ciadeg H Juma saat dikonfirmasi menjawab bahwa, pengiriman bahan material bagi yang hak menerima program RTLH dilakukan berkala.
” itu memang belum selesai, dan akan ditambah lagi bahan materialnya,bila dianggap kurang.Besok kami dan tim, akan turun kelapangan,mendatangi si penerima RTLH,melihat langsung sudah seberapa jauh pembangunannya,”kilahnya.
Terpisah, Ketua BPD Ciadeg Yayat Supriatna menyesalkan adanya pertanyaan dari warga penerima dana RTLH didesa tersebut.
“Dari dua contoh warga yang mempertanyakan anggaran RTLH, yaitu penerima manfaat bantuan sosial. Patut diduga adanya indikasi penyunatan oleh oknum,”tegasnya.
Patut diketahui, beberapa waktu lalu manfaat anggaran dana desa (DD) di Desa Ciadeg untuk BumDes menuai pertanyaan warga. (*)
