Harian Sederhana, Kabupaten Bekasi – Terungkapnya praktek klinik aborsi ilegal yang belum lama ini digrebeg pihak kepolisian di Desa Mangunjaya, Kecamatan Tambun Selatan (Tamsel) , Kabupaten Bekasi seakan menjadi “warning” bagi para orang tua, pemerintah dan masyarakat atas prilaku seks bebas remaja sudah sangat mengkhawatirkan.
Hal ini tentunya harus ditindak lanjuti oleh semua pihak agar perhatian, pengawasan dan penegakan hukum segera ditingkatkan dalam mengantisipasi bahayanya degradasi moral di kalangan generasi bangsa.
Novrizal selaku Kepala Puskesmas Tambun, Kabupaten Bekasi mengatakan, degradasi berarti kemunduran, kemerosotan atau penurunan dari suatu hal sedangkan moral adalah akhlak atau budi pekerti menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Maka degradasi moral merupakan suatu fenomena adanya kemerosotan atas budi pekerti seseorang maupun sekelompok orang. Para remaja umumnya memang sangat membutuhkan perhatian yang lebih.
“Apalagi saat ini pergaulan bebas remaja sudah sangat terbuka, bahkan para remaja tersebut pun tidak sungkan untuk melakukan hal yang sebenarnya dilarang oleh agama,” bebernya.
Untuk itu lah kata Novrizal pentingnya peran orang tua serta pendidik untuk memberikan perhatian dan juga pengertian dengan baik pada remaja tersebut.
“Kami pun di dinas kesehatan mempunyai program sosialisasi ke sekolah – sekolah atas bahaya narkotika, rokok, AIDS/HIV dan kesehatan lainnya tujuannya untuk pencegahan bagi anak remaja,” ungkapnya.
Masa remaja sebenarnya masa dimana seseorang kesulitan untuk memilih jati dirinya sendiri, seseorang tersebut kerap kali merasa dirinya labil dan sulit untuk mengambil sebuah keputusan, hal tersebut biasa disebut dengan labilnya kehidupan para remaja.
Sementara beberapa penelitian kasus kehamilan di luar nikah ini meningkat sebanyak 29,8 persen dan sebagian besar remaja tersebut sayangnya menggunakan fasilitas aborsi untuk menggugurkan kandungannya.
Aborsi sendiri biasanya di dalam dunia medis dilakukan karena suatu alasan kuat, misalnya saja ada indikasi kematian ibu atau anak, atau adanya penyakit yang bisa mengancam nyawa pasien, sehingga dilakukanlah proses aborsi untuk menyelamatkan sang ibu, namun sayangnya hal tersebut malah dimanfaatkan oleh pihak atau oknum yang tidak bertanggung jawab, dengan melakukan aborsi karena sebuah “kecelakaan” di kalangan remaja.
“Perilaku seks bebas dikalangan remaja ini memang sangat meprihatinkan, sehingga terjadinya hamil di luar nikah menjadi sebuah keadaan yang sulit untuk dilepaskan dari peilaku tersebut,” jelas Novrizal.
Orang yang sudah terlanjur hamil, lanjut Novrizal, biasanya akan merasa malu dengan keluarga dan tetangga di sekitarnya karena mereka menganggap hal tersebut adalah sebuah aib yang sulit dihilangkan, sehingga jalan yang ditempuh adalah dengan aborsi.
“Dampak dari bahaya aborsi ilegal bagi kesehatan kandungan bagi si wanita bisa menyebabkan kerusakan rahim dan pendarahan hebat bahkan bisa berujung kematian,” katanya.
Perbuatan aborsi di kalangan remaja bermula dari prilaku seks bebas dan mereka cenderung mengabaikan bahayanya bagi kesehatan para remaja. Prilaku ini bisa menyebabkan penularan berbagai penyakit berbahaya.
“Penyakit menular seksual (PMS) seperti HIV/AIDS, gonore atau kencing nanah, sipilis,klamidia, hepatitis, herpes genital dan lain – lain,” pungkasnya. (*)