Harian Sederhana, Depok – Tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Depok akan segera dimulai. Sejumlah partai politik (parpol) masih tarik ulur memilih siapa calon terbaik yang akan diusung dalam pesta demokrasi lima tahunan.
Salah satunya adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang saat ini menjadi pemenang dalam Pileg 2019 dengan memperoleh 12 kursi di DPRD Kota Depok. Tentunya PKS sendiri bisa mengusung calon wali kota dan wakil wali kota dalam Pilkada Depok 2020 tanpa harus berkoalisi.
Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PKS Kota Depok, TM Yusufsyah Putra menuturkan hingga saat ini pihaknya masih menunggu nama yang sudah diajukan ke Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS Jawa Barat. Nama-nama tersebut merupakan hasil dari pemilihan rakyat atau pemira dari kalangan internal pada tanggal 7 Juli 2019.
Hasil pemira sendiri, dari delapan kader PKS Depok yang dipilih muncul tiga nama yang memperoleh dukungan suara terbesar yaitu, Imam Budi Hartono, Moh. Hafid Nasir, dan Prihandoko. Disusul urutan keempat terbesar oleh satu-satunya balon Wali Kota Depok dari kader perempuan PKS yakni T. Farida Rachmayanti.
“Kalau untuk Pemira sendiri sudah kita ajukan (ke DPW-red). Nanti nama-nama yang diturunkan dari DPW akan kita ajukan uji publik kembali. Dalam uji publik pertama ada delapan nama dari internal dan eksternal seperti nama Farabi dan Babai,” tuturnya kepada Harian Sederhana ketika dikonfirmasi, Minggu (25/08).
Delapan nama yang sudah diajukan sendiri dari nama internal adalah Imam Budi Hartono, Hafid Nasir, Prihandoko, T. Farida Rachmayanti, Suparyono, Amri Yusra, Qurtifa Wijaya, Muhammad Said, dan Amri Yusra. Dari kalangan eksternal sendiri ada nama-nama yang juga sudah dilakukan uji publik.
“Uji publik yang kita lakukan itu bentuknya survei, nama-nama itu yang kita uji publik. Pokoknya yang mencuat, baik itu inkumben maupun lainnya kita uji publik,” katanya.
“Mudah-mudahan selepas pelantikan DPRD Kota Depok, nama-nama yang kita ajukan ke DPW sudah keluar. Kami akan rilis nanti hasilnya dan kembali kita ajukan uji publik,” timpalnya lagi.
Ketika disinggung perihal nama Hafidz Nasir yang disebut-sebut diinginkan oleh Mohammad Idris untuk menjadi pendamping dalam Pilkada Depok 2020, pria yang akrab disapa Putra ini menyebut komentar tersebut merupakan statemen pribadi bukan partai.
“Saya tegaskan kembali kalau saat ini kita masih uji publik dan belum ada keputusan. Itukan pernyaataan pribadi bukan partai ya, jadi kembali saya tegaskan belum ada keputusan tersebut,” imbuhnya.
Sementara itu Ketua DPD PKS Depok, Hafid Nasir mengatakan pihaknya sejauh ini pihaknya sudah melakukan berbagai persiapan untuk menghadapi Pilkada 2020. Salah satunya adalah dengan membuat tim pemenangan untuk memenangkan pasangan yang akan diusung dalam Pilkada Depok 2020.
“Secara struktur kami telah membuat tim pemenangan serta mempersiapkan segala hal yang diperlukan. Tahapan pendaftaran calon sendiri sekitar April 2020 dan penetapan sendiri akan dilakukan sekitar pada bulan Juni di tahun yang sama,” tuturnya.
Ia juga mengaku PKS Depok sendiri sudah mempersiapkan strategi dan segala hal yang diperlukan untuk memenangkan Pilkada Depok 2020. “Kami tinggal menunggu nama atau calon yang diputuskan oleh DPP PKS. Untuk ketua tim pemenangan sih rencananya Pak Putra,” tandasnya.
PKS Panaskan Mesin Politik
Dari informasi yang dihimpun Harian Sederhana, PKS Depok sendiri sudah memanaskan mesin politiknya menjelang perhelatan Pilkada Depok 2020. Salah satu upaya yang dilakukan PKS ialah dengan menggelar Pemira dari kalangan internal pada tanggal 7 Juli 2019.
Antusias kader bisa dikatakan cukup tinggi lantaran tingkat partisipasi kader dalam Pemira Balon Wali Kota Depok sebanyak 80 persen dari 6.700 kader yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Hasil pemira sendiri, dari delapan kader PKS Depok yang dipilih muncul tiga nama yang memperoleh dukungan suara terbesar yaitu, Imam Budi Hartono, Moh. Hafid Nasir, dan Prihandoko. Disusul urutan keempat terbesar oleh satu-satunya balon Wali Kota Depok dari kader perempuan PKS yakni T. Farida Rachmayanti.
Selain itu, PKS sudah melakukan uji publik dan salah satu nama yang di uji publik adalah Wali Kota Depok, Mohammad Idris. Idris sendiri digadang-gadang kembali maju dalam perhelatan politik lima tahun tersebut.
PKS sendiri sudah melakukan safari politik, salah satunya dengan melakukan kunjungan ke Kantor DPD Partai Golkar dalam rangka menjalin tali silaturahmi antar partai pada Senin, 15 Juli 2019.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Ketua DPD PKS Depok, Hafid Nasir didampingi Sekretaris DPD PKS Depok, T.M. Yusufsyah Putra dan Bendahara DPD PKS Kota Depok, Adriyana Wira Santana.
Rombongan tersebut diterima langsung oleh Ketua DPD Partai Golkar Depok, Farabi A. Rafiq didampingi Sekretaris DPD Partai Golkar Kota Depok, Dindin Syafrudin, Bendahara DPD Partai Golkar Tajudin Tabri, dan empat anggota dewan terpilih lainnya yakni Nurhasim, Juanah Sarmilih, Supriatna dan Nurdin Jojon serta Wakil Ketua DPD Partai Golkar Kota Depok, Desfandri.
Pertemuan yang berlangsung santai dan penuh keakraban itu diawali dengan acara silaturahim. Farabi El Fouz menyatakan sangat senang kedatangan tamu dari petinggi PKS Kota Depok.
Ketua DPD PKS Depok, Hafid Nasir atas nama PKS Kota Depok kemudian menyampaikan selamat Idul Fitri kepada jajaran pengurus DPD Partai Golkar Kota Depok. “Halal bihalal atau silaturahim tidak mesti pada bulan Syawal saja,” kata Hafid Nasir.
Dalam kesempatan tersebut juga Hafid juga mengucapkan selamat kepada Tajudin Tabri yang direkomendasikan oleh Partai Golkar Kota Depok untuk menempati posisi sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Depok.
Pada kesempatan tersebut Hafid menjelaskan, PKS Kota Depok baru saja melaksanakan pemilihan raya atau pemira untuk menjaring kader-kader PKS yang layak dan pantas maju sebagai Calon Wali Kota Depok lima tahun ke depan.
Pada Pemira itu ada tiga nama yang memperoleh suara besar yakni Imam Budi Hartono, Mohammad Hafid Nasir dan Prihandoko.
“Hasil Pemira akan dilanjutkan dengan uji publik untuk melihat elektabilitas calon yang akan diusung PKS. PKS juga akan melakukan survei untuk calon eksternasl partai, seperti terhadap Mohammad Idris, Pradi Supriatna dan tokoh-tokoh lain, termasuk dr Farabi A Rafiq,” bebernya.
Hafid Nasir mengatakan, kedatangan pihaknya untuk bersilaturahmi dengan Golkar Depok. Selain itu, pihaknya datang ke Partai Golkar karena sudah banyak mendengar tentang sosok Farabi El Fouz sebagai anak muda dan dokter spesialis anak dengan usia 38 tahun.
“Apalagi dari hasil survei yang beredar, posisi Farabi El Fauz berada di atas. Hasil pertemuan ini pun akan kami sampaikan ke DPW PKS Jawa Barat,” bebernya.
Masih ditempat yang sama, Farabi A. Rafiq mengatakan pihaknya sangat terbuka dengan sejumlah partai yang bersilaturahmi kepada pihaknya. Namun, secara resmi Partai Golkar belum bicara soal Pilkada Depok dengan partai politik lain.
“Yang ada baru pembicaraan informal, atau pembicaraan melalui teman-teman Fraksi Partai Golkar di DPRD dengan banyak partai lain. Tapi sekali lagi itu belum resmi. Kalau pertemuan resmi tentu diwali dengan berkirim surat. Tapi kami di DPD Partai Golkar sudah punya beberapa skenario yang akan dilaksnakan,” kata Farabi.
Menurut Farabi, pada Pileg 2019 yang lalu Partai Golkar berhasil mempertahankan kursinya di DPRD Kota Depok, yakni lima kursi di saat partai lain banyak yang turun. Bahkan kini Partai Golkar bisa mengirim satu orang anggotanya untuk duduk di posisi wakil ketua DPRD Kota Depok.
“Sudah lama Partai Golkar tidak duduk di unsur pimpinan dewan. Alhamdulillah sekarang bisa,” kata Farabi.
Masih ditempat yang sama, Bendahara Golkar Depok, Tajjudin Tabri mengatakan pada Musda tahun lalu, Partai Golkar Depok sudah merekomendasikan untuk mengusung Ketua DPD Partai Golkar Kota Depok Farabi El Fouz sebagai Calon Walikota Depok atau Wakil Walikota Depok Dan sampai saat ini belum ada perubahan terhadap keputusan itu, karena keputusan tertinggi ada di Musda.
“Jadi sebetulnya, Partai Golkar sudah bulat sejak tahun lalu, jauh sebelum Pileg, untuk mengusung Farabi El Fouz sebagai Calon Walikota Depok dan Wakil Walikota Depok,” kata Tajudin. (*)