Harian Sederhana, Depok – Ribuan mahasiswa baru Universitas Indonesia (UI) memecahkan rekor MURI dengan kategori membersihkan sekaligus mengolah sampah plastik menjadi berbagai macam barang hiasan hingga busana pakaian. Kegiatan itu berlangsung di kawasan kampus UI Depok, pada Jumat 23 Agustus 2019.
Selain dalam rangka mengkampanyekan gaya hidup sehat tanpa sampah, kegiatan ini juga merupakan salah satu bukti nyata UI menekan penggunaan sampah plastik serta komitmennya sebagai green campus (kampus hijau). Tercatat, ada lebih dari delapan ribu mahasiswa yang terlibat dalam aksi massal itu.
“Saya bangga terlibat dalam acara ini, meskipun susah-susah gampang ya, buat bikin satu baju aja butuh waktu satu minggu,” ucap Indri, salah satu mahasiswa baru yang terlibat dalam rangkaian kegiatan itu.
Usai kemeriahan peragaan busana, ribuan mahasiswa ini pun mengucapkan deklarasi gerakan membersihkan sampah plastik. Rektor UI, Muhammad Anis mengatakan, acara ini digagas UI bersama Iluni sebagai bentuk komitmen green campus.
“Ini sebagai bentuk bagaimana kita menggalakkan gerakan untuk menjadi duta bersihkan sampah plastik. Jadi memang tadi fokus pada bersihkan sampah plastik. Kemudian dianjurkan kepada semuanya agar pandai memilah sampah,” katanya.
Anis menjelaskan, ide ini berangkat dari keprihatinannya melihat banyak berita miris akibat sampah. Telebih ketika menyaksikan tayangan berita yang memperlihatkan ikan Paus ditemukan mati karena mengkonsumsi banyak plastik.
“Melihat kondisi itu, saya langsung instruksikan kepada seluruh unit kerja agar tidak menggunakan minuman dalam kemasan plastik,” bebernya.
Anis merasa gerakan ini diperlukan meski ia mengakui sempat kesulitan dalam menerapkannya di lingkungan kampus. Meski demikian, pihaknya tetap gencar mensosialisasikan kepada sivitas dan mahasiswa dengan cara persuasif.
“Kita harus menyadarkan sikap. Merubah perilaku dengan metode yang menyenangkan. Jadi kalau ada yang pakai sampah plastik, kita tegur saja, terutama di kantin, kepada para penjual minuman. Harus pelan-pelan, karena tidak semudah membalikkan telapak tangan,” tandasnya. (*)