Harian Sederhana, Bogor – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, terus mensosialisasikan program inovasi Jaringan Aplikasi Anti Putus Sekolah (Japati) berbasis anroid. Bahkan, Jum’at lalu, 37 pengelola Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Kota Bogor, kembali dikumpulkan di aula Disdik.
Tujuannya, agar nantinya para pegiat pendidikan ini dapat membantu pemerintah dan membantu anak-anak putus sekolah akibat ketiadaan biaya dan sebab lainnya, dengan mengajak mereka yang mampu dan mau untuk menjadi para orang tua asuh.
“Mengingat, program tersebut sangat memerlukan dukungan aparatur wilayah dan masyarakat, kita kumpulkan kembali para pengelola PKBM yang ada di Kota Bogor,” ujar Jajang Koswara, Kasubag Perencanaan dan Pelaporan (Renlap), Disdik Kita Bogor, kepada Sederhana.
Jadi, tambah Jajang, fungsi dari aplikasi tersebut untuk memudahkan siapapun dapat turut serta berpartisipasi dalam menjaring anak usia sekolah namun tidak sekolah yang berada dalam lingkungan sekitar. Bahkan, tambah Jajang, aplikasi ini memiliki nilai ekonomi/reward bagi siapa saja yang berhasil menjaring dan mendata para calon siswa, akan mendapatkan uang sebesar 100 ribu rupiah untuk persiwa perdata.
Katanya Jajang, hingga kemarin, baru 111 dari 1.000 orang target, yang sudah masuk aplikasi tersebut. Sedangkan usianya mulai 7 hingga 21 tahun dan nantinya, anak-anak tersebut akan dicarikan sekolah swasta yang terdekat dari lokasi rumah. Bahkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akan membiayai mereka sampai tamat SMA/SMK.
“Harapan kita semua, dengan hadirnya aplikasi Japati ini masyarakat secara luas dapat turut berpartisipasi menjaring anak usia sekolah tidak sekolah serta mempermudah akses layanan pendidikan bagi siapapun demi tercapainya tujuan pemerintah agar anak usia sekolah tidak bersekolah bisa mendapatkan haknya,” pungkasnya. (*)