Harian Sederhana, Depok – Akhirnya Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) akhirnya resmi mengusung Pradi Supriatna sebagai Bakal Calon (Balon) Wali Kota Depok periode 2021-2026. Selain itu, Nuroji ditunjuk sebagai ketua tim pemenangan pada Pilkada Depok 2020.
Ketua Harian Partai Gerindra Kota Depok, Jamaludin menuturkan pihaknya telah sepakat dan sah menunjuk Pradi Supriatna yang kini sebagai Wakil Wali Kota Depok sebagai calon wali kota pada pilkada mendatang.
“Kami sudah berkomitmen, kader kami untuk tahun 2020 harus menjadi wali kota, bukan sebagai wakil,” tutur Jamaludin kepada Harian Sederhana ketika dikonfirmasi, Senin (09/09).
Mengenai alasan pencalonan, Jamal mengaku secara konstitusi Gerindra berhak untuk menguasai wilayah Kota Depok. Itu karena partai besutan Prabowo Subianto ini berhasil meraih 10 kursi di parlemen.
“Dengan 10 kursi dewan yang berhasil kita raih, sudah memenuhi syarat untuk mencalonkan kepala daerah sendiri,” kata Jamal.
Lebih dari itu, Jamal menambahkan berkoalisi dengan PKS menjadi salah satu alasan Gerindra ingin berkembang lebih jauh. Gerindra kurang puas jika hanya menjadi penyumbang wakil wali kota.
Dia juga menilai elektabilitas Pradi sudah tidak diragukan dan dianggap bisa menandingi Mohammad Idris yang saat ini menjabat sebagai Wali Kota Depok. “Tidak hanya internal Gerindra, beberapa partai lain juga ingin menjadikan Pradi sebagai wali kota selanjutnya,” tuturnya.
Beberapa partai yang dikatakan Jamal mendukung pencalonan Pradi sebagai Wali Kota adalah PPP, Golkar dan Partai Amanat Nasional. Yang lebih membuat Gerindra yakin akan mencalonkan kadernya adalah dorongan dari masyarakat menginginkan hal itu terealisasi.
“Bang Pradi sudah siap seratus persen, bahkan seribu persen untuk maju menjadi lawan petahana,” ujarnya lagi.
Jamal juga menerangkan hal yang melatar belakangi Gerindra enggan berkoalisi lagi dengan PKS. Salah satunya adalah tidak pernah dilibatkan dalam pembahasan beberapa kebijakan yang dibuat.
“Beberapa kebijakan yang dibuat oleh wali kota yang diusung PKS pada Pilkada 2014 lalu tidak pernah melibatkan kami sebagai partai koalisi. Bang Pradi kerap kali tidak pernah diajak diskusi mengenai itu,” ungkapnya.
Salah satunya, sambung Jamal, perihal penetapan logo maskot Depok Smart City. Jamal meneruskan pernyataan ketua tim pemenangan Pradi, Nuroji yang menyebut logo tersebut hanya ada warna PKS, tidak ada Gerindra.
“Mereka harus ingat, 2014 Gerindra 9 kursi sedangkan PKS hanya 6. Harusnya ada keadilan disana dong,” imbuhnya.
Empat tahun bersama PKS dinilai lebih dari cukup sebagai pengalaman untuk mengusung calon sendiri pada pilkada tahun depan. Lebih jauh Jamal menuturkan, untuk calon yang bakal mendampingi Pradi, internal partai memberikan hak kepada Pradi untuk berinovasi.
“Kita serahkan kepada Bang Pradi untuk berimprovisasi memilih calonnya sendiri, tapi tetap dengan persetujuan seluruh partai yang nanti akan berkoalisi,” ujarnya.
Beberapa waktu yang lalu, Sekretaris DPC Gerindra Kota Depok, Hamzah mengatakan kalau partainya akan mengusung sendiri tanpa berkoalisi dengan PKS. Wacana pengusungan calon wali kota dari Gerindra menyusul keputusan PKS yang dinilai telah mempunyai keputusan sendiri dan tak membuka peluang Gerindra untuk berkoalisi.
“Kami menindaklanjuti apa yang sudah diberitakan terkait pilkada, hasil koordinasi DPC. Kami sudah berkomitmen dengan hiruk pikuk terkait PKS akan mengusung kader PKS, maka kami tegaskan Partai Gerindra siap bertarung atau pecah kongsi dengan PKS,” tuturnya.
Terkait itu, Hamzah mengaku pihaknya akan bicara dan bertemu dengan partai lain untuk menentukan arah koalisi kedepan. Beberapa partai dinilai cokok diantaranya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Golongan Karya (Golkar) dan Partai Persatuan Pembangunan atau PPP.
“Tidak menutup kemungkinan salah satunya PDI-P yang intens, Golkar, PPP, dan itu selalu intens. Dan mudah-mudahan dalam waktu yang tidak lama lagi ada kesepahaman, kesepakatan untuk mengusung Wali dan Wakil Wali Kota Depok 2020,” bebernya. (*)