Harian Sederhana, Depok – Sri Utami kembali terpilih sebagai anggota DPRD Kota Depok periode 2019-2024 dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di daerah pemilihan atau dapil Cimanggis.
Ia mengaku masih ada Pekerjaan Rumah (PR) yang harus dituntaskan terutama masalah dalam penanganan lingkungan. “Bidang lingkungan hidup menjadi salah satu masalah yang paling serius untuk dibenahi, terutama sampah,” tuturnya kepada Harian Sederhana.
Sri mengatakan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok sudah melakukan terobosan yang cukup baik sehingga menjadi contoh dan ispirasi bagi kota lain, yaitu pengelolaan sampah berbasis kawasan. Itu memangkas rantai pengelolaan sampah yang selama ini konvensional, cuma ditumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
“Ada bank sampah dan Unit Pengelolaan Sampah (UPS). Dengan adanya dua program itu, kita sudah berusaha memangkas hingga bisa diselesaikan semaksimal mungkin,” kata dia.
Terkait adanya orang yang buang sampah sembarangan, Sri menyakini pelaku tidak bertanggung jawab itu bukanlah warga asli Kota Depok. “Biasanya pelaku pembuangan sampah sembarangan itu warga luar Depok yang kerja melintas kota Depok. Saat berangkat, dilempar begitu saja,” tuturnya.
Sri juga menjelaskan sedikit tentang masalah air. Dia memantau berita, Indonesia akan mengalami krisis air yang sangat serius. “Khusus pulau jawa, tahun 2040 diprediksi akan kehabisan air,” katanya.
Untuk itu kata dia, harus ada tindakan luar biasa untuk menyelamatkan air. Caranya dengan menggencarkan sosialisasi kepada masyarakat untuk melakukan penghematan air. Dia minta kedepan harus ada kebijakan untuk melakukan masalilasi sumur resapan.
“LPM atau RT/RW saya minta tidak lagi mengusulkan masalah drainase atau pengaspalan jalan. Cobalah buat program yang bisa mengembalikan air hujan kedalam tanah, jadi sumur-sumur masyarakat terisi lagi,” tutur dia.
Sri juga menyinggung sedikit tentang Kota Layak Anak. Menurut dia KLA sudah berjalan berdasarkan perda yang ada. Sri meminta agar KLA bisa seimbang dengan pemberian fasilitas yang memadai.
“Lingkungannya harus ramah juga terhadap anak. Jangan dibiarkan kumuh dan kering. Itu kan tidak welcome namanya,” katanya lagi.
Tahun lalu sambung dia, telah diusulkan Perda tentang Kota Hijau dan telah disahkan. Dia berharap bisa diimplementasikan sehingga Kecamatan Cimanggis dan Kota Depok pada umum kedepan bisa menjadi hijau. Untuk masalah lainnya seperti sekolah, Sri mengaku tetap jadi perhatian dirinya selama lima tahun kedepan.
Ditanya masalah situ yang ada di Cimanggis, Sri bersyukur pernah ikut menyuarakan apsipasinya sehingga Gubernur DKI memberikan bantuan. Namun untuk pengelolaannya Sri meminta jangan menggunakan metode base on ekonomy, tapi memperhatian aspek lingkungan.
“Situ yang ada di Cimanggis ini punya peran luar biasa, karena digunakan sebagai penampungan air,” ujar Sri.
Sempadannya juga kata Sri tidak boleh ada bangunan. Jika ada yang mau menggarap, bisa dibuat untuk tanaman. “Setelah normalisasi, masyarakat diminta jangan buang sampah sembarangan. Karena situ ini tersambung oleh sungai,” tuturnya.
Kelompok masyarakat juga diminta untuk ikut aktif dalam menjaga lingkunagn situ. Kadang banyak yang menggunakan Situ untuk kegiatan yang kurang bagus seperti remaja yang pacaran.
“Nanti diminta untuk menambah penerangan, warga sekitar juga harus ikut aktif menjaga lingkungan dari tindakan seperti itu. Pelan-pelan kita sabar membenahi hal ini,” pungkasnya. (Luki Leonaldo/Wahyu Saputra)