Menu

Mode Gelap
Perjuangan Nanu Membangun Bisnis Advertising Mulai Bisnis WO dari Nol, Kini Teh Yani Kantongi Omset Ratusan Juta Per Bulan

Bogor

BPTJ Rintis Wisata Ke Taman Safari Dengan Angkutan Umum Massal

badge-check


					Peresmian peluncuran rute baru dilakukan di Pasaraya Blok M, Jakarta Selatan, Sabtu (28/9). Tampak hadir Direktur PT Blue Bird Tbk Sigit Djokosoetono dan Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono. Perbesar

Peresmian peluncuran rute baru dilakukan di Pasaraya Blok M, Jakarta Selatan, Sabtu (28/9). Tampak hadir Direktur PT Blue Bird Tbk Sigit Djokosoetono dan Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono.

Harian Sederhana, Bogor – Upaya Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) untuk mengajak masyarakat menggunakan angkutan umum massal dalam beraktivitas terus berlanjut. Tidak hanya sebatas pada aktivitas menuju tempat kerja, kini BPTJ mendorong masyarakat yang hendak berwisata untuk memanfaatkan layanan angkutan umum massal.

Langkah ini akan ditandai dengan peluncuran layanan angkutan umum massal dengan rute Pasaraya Blok M, Jakarta Selatan menuju Taman Safari Indonesia-Kabupaten Bogor yang telah diluncurkan pada Sabtu, 28 September 2019.

Dalam penyediaan layanan angkutan umum massal rute Pasaraya Blok M menuju Taman Safari Indonesia, bertindak sebagai operator adalah PO Big Bird. Masyarakat dapat memanfaatkan paket perjalanan layanan bus ini dengan tarif sebesar Rp. 400.000 per orang.

Paket tersebut sudah termasuk tiket perjalanan pulang pergi (PP), tiket masuk Taman Safari dan makanan ringan. Layanan ini beroperasi setiap hari Sabtu-Minggu dengan berangkat dari Pasaraya Blok M pada pukul 06.00 WIB.

Kepala BPTJ, Bambang Prihartono menyampaikan bahwa tingginya volume kendaraan pribadi merupakan salah satu penyebab kemacetan di kawasan Puncak yang harus dicarikan solusi.

“Kemacetan di kawasan Puncak kerap terjadi terutama saat weekend. Untuk itu salah satu solusi yang kita upayakan adalah dengan menyediakan layanan angkutan umum massal supaya masyarakat mau berpindah dari kendaraan pribadi,” ujar Bambang.

Lebih lanjut Bambang menyampaikan bahwa upaya mengajak masyarakat berpindah dari kendaraan pribadi ke angkutan umum massal merupakan tantangan dalam mengubah gaya hidup masyarakat Jabodetabek. Hal ini juga sejalan dengan upaya mewujudkan transportasi yang berkelanjutan.

“Kita sadar bahwa mengajak masyarakat berpindah dari kendaran pribadi ke angkutan umum massal bukan pekerjaan mudah. Ini tidak hanya sebatas mengubah lifestyle atau gaya hidup namun juga mindset dalam bertransportasi,” kata Bambang.

“Untuk mengawali hal tersebut, kita harus menawarkan layanan angkutan umum massal yang mampu bersaing dengan kenyamanan kendaraan pribadi. Kita berharap layanan bus rute Pasaraya Blok M–Taman Safari ini menjadi pilihan bagi masyarakat,” sambung Bambang.

Selain itu menurut Bambang, penyediaan layanan angkutan umum massal menuju kawasan wisata ini juga sejalan dengan program yang tengah dicanangkan oleh pemerintah.

“Layanan angkutan umum massal ini sejalan dengan program pemerintah dalam membuka aksesibilitas menuju destinasi wisata di tanah air. Dalam lingkup Jabodetabek, salah satu langkah yang kita lakukan adalah dengan mengoptimalkan jalur menuju kawasan Puncak,” ujar Bambang.

“Melalui layanan ini kita juga berharap dapat meng-create demand (permintaan) baru bagi layanan angkot yang ada di kawasan sekitar Puncak, karena masyarakat kita dorong untuk memanfaatkan layanan angkot ketika ingin menikmati suasana maupun kuliner khas Puncak,” tegas Bambang.

Disisi lain penyediaan layanan angkutan umum massal untuk wisata ke Puncak ini merupakan kelanjutan langkah yang dilaksanakan BPTJ dalam mengimplementasikan Gerakan #JalanHijau. Inisiasi Gerakan #JalanHijau dimulai BPTJ melalui serangkaian kegiatan kampanye pada 16 Agustus – 1 September 2019 lalu.

Gerakan #JalanHijau adalah gerakan mengajak masyarakat mengurangi semaksimal mungkin penggunaan kendaraan pribadi untuk beralih menggunakan angkutan umum massal dan membudayakan berjalan kaki.

Tujuan akhir dari kegiatan ini adalah mewujudkan transportasi ramah lingkungan yang telah diamanatkan dalam Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ). Diharapkan Gerakan Jalan Hijau tidak terbatas pada rutinitas harian masyarakat, namun juga pada saat berpergian ke destinasi wisata.

Selain berangkat dari isu transportasi, Gerakan #JalanHijau juga berlatar belakang isu kesehatan. Fakta menunjukkan bahwa tingginya penggunaan kendaraan pribadi (bermotor) menyebabkan polusi udara parah yang berdampak serius bagi kesehatan.

Tingginya penggunaan kendaraan pribadi terutama sepeda bermotor ini juga menyebabkan kecenderungan masyarakat menjadi kurang bergerak sehingga semakin berisiko terkena penyakit non infeksi pada usia muda.

Pernyataan ini pun diperkuat dengan data Kementerian Kesehatan yang menunjukkan bahwa faktor resiko terkena penyakit non infeksi di Indonesia karena kurang gerak fisik meningkat dari semula 26,1 persen di tahun 2013 menjadi 33,5 persen di tahun 2018. (*)

Facebook Comments Box

Baca Lainnya

2.176 Calon Jemaah Haji Karawang Gagal Berangkat

4 Juni 2020 - 08:10 WIB

Kota Depok Siap Laksanakan AKB

4 Juni 2020 - 07:30 WIB

Angka Kehamilan di Bogor Tinggi Saat Pandemi Covid-19

4 Juni 2020 - 02:56 WIB

Depok Ajukan PSBB Proporsional 5-19 Juni

3 Juni 2020 - 22:47 WIB

Beras Bansos di Gunung Putri Kurang Berkualitas

3 Juni 2020 - 22:40 WIB

Trending di Bogor