Harian Sederhana, Depok – Tampaknya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terus memanaskan mesin partainya untuk menghadapi perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Depok yang akan berlangsung pada 23 September 2020.
Setelah sebelumnya menggelar pemilihan umum internal raya atau pemira diselenggarakan beberapa waktu lalu, kini Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PKS Depok menggelar dialog publik yang menampilkan lima kandidat bakal calon (balon) wali kota dari hasil pemira.
Lima balon tersebut adalah Imam Budi Hartono, Hafid Nasir, Farida T. Rachmayanti, Amri Yusra dan Muhammad Suparyono. Kelima calon itu unjuk gigi dan adu gagasan dengan memaparkan visi serta misi dalam memajukan Kota Depok kedepan di Hotel Bumi Wiyata pada Sabtu, 5 Oktober 2019.
Ketua Tim Pemenangan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Depok untuk ajang Pilkada Depok 2021-2026, TM Yusufsyah Putra mengatakan, PKS ingin mengedepankan politik gagasan bukan semata politik pencitraan.
“Kami hadirkan di dialog publik ini lima calon walikota Depok dari PKS yang benar-benar cerdas, menguasai masalah dan berkualitas. Jadi masyarakat bisa melihat gagasan mereka bukan hanya pencitraan. inilah tren politik gagasan yang ditawarkan PKS,” tuturnya kepada wartawan.
“Dialog ini juga untuk memberikan peluang bagi kandidat balon untuk mempersentasikan politik gagasan. Dengan gagasan tersebut diharapkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memilih diantara mereka,” timpal lagi.
Yusuf juga berharap munculnya pemimpin yang mendengarkan aspirasi rakyat melalui dialog publik sekaligus menjadi tren pendidikan politik bagi masyarakat.
Selain mengekplorasi politik gagasan, lanjut Putra, para balon diharapkan mampu meningkatkan elektoralnya, baik popularitas ataupun elektabilitasnya. Dengan begitu para kandidat balon akan dinilai oleh partai. Tentu, lanjut Putra, penilaian akan direkomendasikan oleh DPD yang nanti akan diserahkan ke DPP.
“Ya, nanti DPP yang memutuskan. Kami di DPD akan sami’na wa atho’na” kata Putra.
Berikut paparan lima bakal yang calon yang diajukan PKS untuk Pilkada Depok 2020 :
1. Hafid Nasir
Mengenakan kemeja biru muda dan jas hitam, Hafid Nasir menyampaikan visinya yakni terwujudnya Kota Depok yang unggul, nyaman, agamis, cerdas dan berbudaya.
“Selanjutnya ada enam misi yang saya akan usung diantaranya meningkatkan kualitas layanan publik, pengembangan SDM, ekonomi mandiri, infrastruktur ruang publik, kesadaran masyarakat menjaga kerukunan dan melestarikan asli budaya Depok melalui kampung-kampung budaya,” kata Hafid.
Ketua DPD Kota Depok ini juga mengungkapkan penerapan aplikasi mobile Depok Single Windows (DSW) dan aplikasi Sigap. “Saya ingin persoalan layanan kesehatan seperti ketidakakuratan ketersediaan tempat tidur kosong di setiap rumah sakit negeri dan swasta bisa diketahui secara online,” imbuh Hafid.
Anggota dewan dari PKS ini juga menyadari bahwa Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Rp 3,4 triliun tidak bisa menyelesaikan masalah infrastruktur kota Depok.
“Kita perlu membangun komunikasi dengan pemerintah pusat dan provinsi. Komunikasi juga dengan pemprov DKI untuk menggulirkan sebagian dana APBD DKI Jakarta ke kota Depok,” ujar Hafid.
Pria lulusan Institut Teknik Terbaik di Jerman itu juga berjanji menjembatani perluasan Jalan Raya Sawangan yang merupakan jalan nasional termasuk percepatan pembangunan Jalan Tol Depok, Antasari, Cijago dan Cinere. Hafid juga menekankan mendorong kemajuan pelaku industri kreatif dan UMKM.
Sebelum berkarir di politik, Hafid Nasir adalah seorang insinyur yang berkarir di PT Dirgantara Indonesia, Manajer Proyek di PT Siemens dan manajer di PT Nokia Siemens.
2. Imam Budi Hartono
Dengan mengenakan baju putih dibalut jas berwarna biru tua, Imam Budi Hartono atau yang akrab disapa IBH mengawali paparannya dengan mengajak hadirin bernyanyi lagu “Manusia Kuat” besutan penyanyi kondang Tulus yang telah diubah syairnya.
Bersama dua anak milenial, IBH percaya diri menyanyikan lagu gubahannya didepan para hadirin.
Depok Maju Berbudaya (Manusia Kuat : Tulus)
Kaum muda dekat pada warga
Siap memberikan bukti nyata
Kau muda dekat dengan kita
Bukan hanya pencitraan saja
Bahagia semua warganya
Kota Depok pemimpin muda
Bekerja sekuat tenaga
Untuk Depok maju berbudaya
Manusia-manusia kuat itu kita
Jiwa-jiwa yang kuat itu kita
Depok Maju juara cita kita
Depok berbudaya visi kita
Usai bernyanyi, IBH menguraikan maksud kata Maju dan Berbudaya yang menjadi visinya. “Maju dalam arti kita akan mengoptimalkan penggunaan teknologi terkini untuk membangun Kota Depok. Kita ingin masyarakat bisa menggunakan aplikasi digital untuk mengantri di puskesmas, perizinan pelayanan dan tata kota,” kata Imam.
Imam juga melanjutkan bahwa hal itu bisa terwujud jika pemerintah akomodatif dan membuka partisipasi semua pihak secara luas untuk memajukan kota Depok.
“Pembangunan jangan hanya mengandalkan APBD kota saja. Kita harus bisa mengoptimalkan dana CSR, zakat dan lain-lain. Kita harus mampu juga merangkul stakeholder di Provinsi Jawa Barat,” kata IBH.
“Kok Kota Depok hanya dapat Rp 21,5 milyar sementara Ciamis saja bisa dapat Rp 500 milyar dari APBD Jawa Barat. Ini kan bagaimana kita bisa berkomunikasi dengan pemerintah provinsi dengan baik,” ungkap Imam.
Ketua DPD Partai Keadilan tahun 1999–2001 mengatakan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok juga harus bisa mengakses APBD Jakarta dan APBN. Pada kesempatan itu juga dirinya sangat menyayangkan terjadinya silpa sebesar Rp 700 miliar atau sekitar 23 persen dari APBD Kota Depok.
“APBD itu harus pro rakyat. Dana tidak terserap karena banyak menyangkut di dinas. Jika begitu lebih baik kita akan memperbesar anggaran di kelurahan. Harapannya anggaran itu dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan di akar rumput dapat selesai di tingkat kelurahan,” kata IBH.
Pria lulusan jurusan Teknik Gas Petrokimia Universitas Indonesia itu juga menawarkan program Smiling Depok. Yaitu program bantuan bagi warga Depok yang kurang mampu dalam bentuk beras dan telur serta pemukiman.
“Kita ingin semua warga Depok bisa tersenyum. Insha Allah untuk mewujudkannya kita bisa pakai dana pusat dengan menyelaraskan programnya dengan program pusat,” kata IBH.
Sebagai penutup IBH menawarkan visi Depok Kota Berbudaya dengan cara meningkatan mutu SDM-nya. “Kami ingin warga Kota Depok berbudaya, mampu berbudaya antre, memilah sampah, patuh pada aturan lalu lintas sehingga terwujud budaya yang moderen di Kota Depok,” ujar anggota legislatif dari PKS di Provinsi Jawa Barat itu.
Imam secara singkat juga menyinggung masalah kemacetan, pemukiman, kesejahteraan pemuda, kesehatan, lingkungan hidup, dan ruang terbuka hijau, keamanan serta budaya lokal.
3. T. Farida Rachmayanti
T. Farida Rachmayanti merupakan wanita satu-satunya yang masuk dalam Balon Wali Kota Depok. Pada dialog publik ini, wanita tersebut tampak percaya diri sampaikan visinya. “Saya ingin Kota Depok dalam lima tahun kedepan menjadi kota yang ramah keluarga, cerdas dan sejahtera,” kata Farida.
Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu juga menyampaikan misinya diantaranya mengokohkan ketahanan keluarga dengan meningkatkan sistem pembangunan dan layanan publik yang ramah keluarga, mengefektifkan kota cerdas yang berorientasi pada pengelolaan pemerintahan dan partisipasi masyarakat yang pro pada isu lingkungan.
Ia juga menyatakan ingin meningkatkan dan mengoptimalkan sistem pendidikan, kesejahteraan dan mengembangkan potensi ekonomi dan keuangan daerah.
“Pembangunan SDM harus menjadi titik tolak utama. RPJMD 2011-2016 Pemkot Depok telah memasukkan penyelenggaraan Kota Layak Anak. Pada RPJMD 2016-2021, Pemkot Kota Depok memasukan isu Kota Ramah Keluarga. Saya akan fokus di sana,” tegas Farida yang bisa disapa Bu Opi.
Mantan dosen di Kampus SHEBI itu juga menyinggung rencananya menjadikan Depok sebagai Kota Cerdas dengan bantuan teknologi IT sekaligus menghadirkan kesejahteraan yang lebih baik.
Saat ini Farida menjadi anggota legislatif di Kota Depok untuk yang ketiga kalinya. Seperti diketahui, Farida sendiri duduk di kursi parlemen sejak tahun 2009 sampai saat ini.
4. Amri Yusra
Berkaos ungu dan berjas hitam, Amri Yusra menyampaikan visinya menjadikan kota Depok menjadi Kota yang SMART.
“SMART yang saya maksud adalah warga Depok menjadi Sehat, Moderen, Agamis, Ramah, dan Tenteram,” ungkap pria penuh senyum yang telah dan masih menjabat sebagai Ketua KONI Kota Depok lebih dari dua periode itu.
Dosen di Departemen Politik UI sejak tahun 1995 itu lalu menguraikan tentang apa yang dimaksud sehat itu
“Saya ingin di setiap kelurahan ada puskesmas dan masyarakat bisa rawat inap. Saya juga ingin warga dimudahkan untuk dapat memanfaatkan tempat-tempat kebugaran, taman olahraga, atau gym memberikan diskon sehingga harganya jadi murah. Jika warga mudah berolahraga, mereka akan sehat dan produktivitas meningkat,” kata Amri.
Warga Kelurahan Tugu ini juga menyinggung masalah pemanfaatan teknologi dan ketersediaan anggaran beasiswa bagi masyarakat berprestasi namun masuk kategori tidak mampu.
Mantan Wakil Ketua DPRD Kota Depok selama dua periode itu (2001-2009) itu juga menguraikan tentang makna agamis yang ia maksud. “Agamis maksudnya warga bebas menjalankan kehidupan beragama dan terciptanya hubungan yang erat antar pemeluk agama,” kata ayah dari delapan anak itu.
Ia juga menguraikan tentang visi Ramah yakni pemenuhan kebutuhan dasar warga dan penyediaan ruang publik. Visi Tenteram yakni warga Depok menikmati kondisi yang tenang, aman, nyaman dan penuh kedamaian.
“Salah satu program andalan saya adalah satu kecamatan satu Gelanggang Olah Raga (GOR). Kalau perlu kita bangun Balai Rakyat bertingkat yang bisa berfungsi menjadi pusat kegiatan terpadu anak muda untuk berekspresi,” ujarnya.
Ia juga menambahkan akan menyiapkan program pemusatan pelatihan olahraga pelajar untuk cabang-cabang olahraga tertentu. Amri juga menyinggung tentang peluang pemkot Depok mengelola kolam renang di Tirtasari Sawangan.
“Saya juga ingin mewujudkan adanya gedung kesenian di Kota Depok dan dewan kesenian yang kompak, perbaikan sistem zonasi pendidikan, pelibatan kampus seperti UI dan Gunadarma dalam pembangunan kota, perbaikan taat ruang dan perluasan pedestrian serta target satu kecamatan satu start-up dan satu kecamatan satu Balai Latihan Kerja,” tutup Amri.
5. Suparyono
Berkemaja putih dan jas serta celana panjang hitam, Suparyono menyampaikan alasannya mengapa dirinya ingin maju sebagai bakal calon walikota dari PKS.
“Saya ingin menjadi seperti sahabat Nabi Muhammad SAW yaitu Umar bin Abdul Aziz. Ada satu masa di zamannya ia menjadi khalifah, warga masyarakatnya tidak mau menerima zakat. Semiskin-miskinnya orang saat itu penghasilannya sekitar Rp 40 juta sebulan. Saya ingin menjadikan warga Depok berpenghasilan seperti itu,” katanya penuh percaya diri.
Suparyono menegaskan bahwa menyelesaikan masalah kota intinya adalah masalah kesejahteraan. Ia mengungkapkan bahwa saat ini penghasilan rata-rata warga Kota Depok adalah Rp 14juta setahun dan Rp 24 juta setahun
“Saya ingin mewujudkan Visi 2025 Kota Depok yakni menjadi Kota Niaga dan Jasa. Saya akan mengajak warga Depok mengubah cara berpikirnya dari semata jadi pegawai menjadi pengusaha,” tambah lulusan Akademi Kimia Analis Bogor itu.
Menurut data yang diungkap Suparyono, saat ini Kota Depok baru delapan persen masyarakatnya yang berprofesi sebagai pengusaha, sementara targetnya adalah minimal 25 persen.
“Saya ingin pemerintah membantu perubahan cara pikir ini dan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang pro dunia usaha dan mempercepat pembangunan infrastruktur ekonomi,” kata Wakil Ketua DPRD Kota Depok periode 2014-2019 ini.
Selain itu Suparyono juga menyinggung masalah perizinan yang masih ribet untuk tempat ibadah, ketahanan keluarga dan tingginya angka perceraian di Kota Depok yang mencapai lima ribu kasus untuk tahun 2018.
Berawal dari Rilis Nama Hasil Pemira Depok
Seperti diketahui PKS Depok akhirnya merilis lima nama bakal calon Wali Kota Depok dari internal partai hasil pemilihan raya atau pemira yang akan diusung dalam perhelatan Pilkada Depok 2020.
Lima nama yang dirilis tersebut adalah Hafid Nasir (Ketua DPD PKS Depok), Imam Budi Hartono (anggota DPRD Provinsi Jawa Barat), T. Farida Rachmayanti (anggota DPRD Kota Depok), Suparyono (Wakil Ketua DPRD Depok periode 2014-2019), dan Amri Yusra (Ketua KONI Depok).
Ketua DPD PKS Depok, Hafid Nasir menuturkan setelah pemira berakhir pada 31 Mei 2019 yang memunculkan lebih dari 80 nama kader internal, DPD PKS mendapatkan delapan nama yang kemudian disodorkan ke tingkat DPW Jawa Barat.
“Pada 18 Agustus kemarin akhirnya keluar lima nama kader internal sebagai Bacalon Wali Kota Depok periode 2021-2026. Mereka akan diminta untuk sosialisasi ke masyarakat sebagai Balon Wali Kota Depok,” tutur Hafid saat konferensi pers di Kantor DPD PKS, Jalan Beringin, Margonda Raya, Minggu (08/09).
Hafid menjelaskan, penyampaian nama balon wali kota ini adalah jawaban dari berbagai pertanyaan selama ini. Sehingga, lanjutnya, PKS Depok pun merilis nama-nama yang direkomendasikan DPW PKS Jabar.
“Nama-nama ini akan melakukan sosialisasi untuk menaikkan popularitas dan elektabilitas. Silakan buat tim sukses dan terus berkomunikasi. Kita kembalikan ke publik dan akan melakukan survei,” katanya.
Perihal nama balon wali kota dari eksternal seperti nama Mohammad Idris yang kini menjabat Wali Kota Depok, ia mengatakan kalau PKS memiliki mekanisme tersendiri untuk menentukan figur luar.
“Yang bersangkutan punya jalur khusus. Sebagaimana PKS mengusung pada 2015. Penilaian saat ini secara kinerja dan capaian apa yang sudah dilakukan. Untuk saat ini, kami menjalankan mekanisme sesuai yang ditetapkan yaitu akan lakukan survei nama bakal calon. Pada akhirnya nama akan ditetapkan oleh DPP,” bebernya.
Sementara itu, TM Yusufsyah Putra selaku Sekretaris Umum DPD PKS Kota Depok mengatakan, dalam perhelatan Pilkada Depok 2020 nanti pihaknya tidak ingin sendiri dan masih semangat dalam menjalin koalisi karena ini bagian dari mewujudkan Depok yang lebih baik.
“PKS maksimalkan ikhtiar, komunikasi politik sudah dilakukan ke parpol lain seperti Golkar dan Demokrat. Kami juga dalam waktu dekat ini akan berkunjung ke PAN Depok dan ada jadwal serta akan didatangi (parpol-red). Terbuka peluang dengan partai lain,” bebernya.
Terkait adanya pernyataan petinggi partai lain yang siap menghadapi PKS dan ingin membangun koalasi besar, Putra menyampaikan itu adalah bagian dari dinamika politik.
“Itu dinamika dan keinginan pribadi jadi sah-sah saja. Tidak bisa digeneralisasi keinginan PDI-P maupun Gerindra. Komunikasi masih sangat terbuka, jangka waktu masih lama,” kata Putra.
“Koalisi masih terlalu dini dan itu menjadi kebijakan elit di pusat. Bagi kami yang utama adalah menjalankan kebijakan sesuai mekanisme. Kami Sami’na Wa Atho’na dengan kebijakan DPP. Muara kembali ke DPP. Intinya, PKS tidak ingin sendiri,” timpalnya lagi.
Masih ditempat yang sama, Adriyana Wirasantana selaku Bendahara DPD PKS Depok mengatakan kalau semua ini belum final. Namun, semua calon diminta untuk turun ke lapangan untuk menaikkan popularitas maupun elektabilitas.
“Kita akan survei untuk melihat. Komunikasi politik juga akan tetap dibangun dengan partai lain,” tandasnya.
Seperti diketahui PKS Depok telah memanaskan mesin politiknya menjelang perhelatan Pilkada Depok 2020. Salah satu upaya yang dilakukan PKS ialah dengan menggelar pemira dari kalangan internal pada tanggal 7 Juli 2019.
Antusias kader bisa dikatakan cukup tinggi lantaran tingkat partisipasi kader dalam Pemira Balon Wali Kota Depok sebanyak 80 persen dari 6.700 kader yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Hasil pemira sendiri, dari delapan kader PKS Depok yang dipilih muncul tiga nama yang memperoleh dukungan suara terbesar yaitu, Imam Budi Hartono, Moh. Hafid Nasir, dan Prihandoko. Disusul urutan keempat terbesar oleh satu-satunya balon Wali Kota Depok dari kader perempuan PKS yakni T. Farida Rachmayanti. (*)