Harian Sederhana, Bogor – Media Gathering yang digelar oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) wilayah Propinsi Banten dan Kota Depok yang melibatkan beberapa media lokal melakukan kunjungan ke anak perusahaan PLN dibawah PT Indonesia Power (IP) yakni Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kracak yang berada di wilayah Leuwinanggung, Bogor.
Manager Engineering PT IP, Herpandi menuturkan kalau PLTA Kracak yang terletak di Desa Kracak dibangun pada tahun 1921 zaman Belanda dan mulai beroperasi pada tahun 1926. PLTA Kracak ini sudah berumur 93 tahun, dan masih berfungsi dengan baik serta memiliki total kapasitas saat ini 18,9 MW dengan rincian 3×6, 3 MW.
“Turbin dan generator masih orisinil sejak pertama kali dipasang dan belum pernah diganti,” tutur Herpan kepada wartawan.
PLTA Kracak, kata Herpan, merupakan tipe PLTA Semi Run-Off River yang menggunakan Kolam Tando Harian (KTH) yaitu KTH Gunung Bubut yang menampung dua debit sungai sekaligus yakni Sungai Cianten dan Sungai Cikuluwung.
Herpan menjelaskan pada awalnya PLTA Kracak hanya mempunyai dua mesin pembangkit dengan daya terpasang tiap mesin pembangkit sebesar 6,3MW. “Dahulu listrik yang dihasilkan PLTA Kracak disalurkan melalui jaringan transmisi 70 Kv ke Gardu Induk Banten dan Rangkas Bitung,” jelas Herpan.
Kemudian, lanjut Herpan, dari kedua GI ini listrik disalurkan kembali kedalam sistem kelistrikan, Jawa-Bali. Lalu pemerintah Indonesia pada tahun 1958 menambah lagi mesin pembangkit, dan sampai saat ini PLTA Kracak memiliki tiga mesin pembangkit dengan daya terpasang 3×63 MW
“Akan tetapi untuk menyaluran saat ini, sudah berubah ke GI Bundar dan GI Gedung Badak,” jelas Herpandi.
Ia menambahkan, pada tahun 1991 terjadi peralihan aset dari sektor Bogor ke sektor Saguling dan tahun 1996 PLTA Kracak juga menjadi salah satu PLTA yang mengalami renovasi seven HEPP, sehingga secara langsung memperbaiki peralatan dan semua komponen pendukung PLTA Kracak.
“Hingga saat ini PLTA Kracak masih beroperasi untuk memanfaatkan secara optimal ketersediaan potensi baru terbarukan yang murah dan ramah lingkungan,” pungkas Herpandi.
Masih ditempat yang sama Corporate Secretary PT Indonesia Power, Igan Subawa Putra menerangkan PT Indonesia Power sebagai anak perusahan PT PLN yang bergerak di bidang pembangkitan listrik dan didirikan pada 3 Oktober 1995 mempunyai beberapa Unit Pembangkitan di Jawa Barat (Jabar), salah satunya yakni Saguling Power Generation and O&M Services Unit atau biasa disingkat Saguling POMU.
Saguling POMU merupakan Unit pembangkitan yang terletak di Kabupaten Bandung Barat dengan total kapasitas terpasang mencapai 797,36 MW dengan ditopang 7 Sub Unit Pembangkit, sedangkan untuk kapasitas Unit PLTA Saguling sendiri berkapasitas 700,72 MW. 7 Sub Unit itu antara lain, Sub Unit PLTA Bengkok dan Dago 3,85 MW (Kab. Bandung), Sub Unit PLTA Plengan 6,87 MW (Kab. Bandung), Sub Unit PLTA Lamajan 19,56 MW (Kab. Bandung), Sub Unit PLTA Cikalong 19,20 MW (Kab. Bandung), Sub Unit PLTA Ubrug 18,36 MW (Kab. Sukabumi), Sub Unit PLTA Karacak 18,90 MW (Kab. Bogor), Sub Unit PLTA Parakan Kondang 9,90 MW (Kab. Sumedang).
“Sebagai salah satu Unit Pembangkitan PT Indonesia Power, Saguling POMU berperan penting dalam sistem kelistrikan Jawa-Bali,” katanya.
Menurut Igan, lisrik yang dihasilkan disalurkan melalui Gardu Induk Tegangan Extra Tinggi (GITET) Saguling dan diinterkonesikan ke system jaringan se Jawa dan Bali melalui Saluran Utama Tegangan Extra Tinggi (SUTET) 500 KV.
“Fungsinya selain sebagai tambahan untuk menyuplai listrik di Jawa Bali juga mengamankan Jawa Bali apabila terjadi gangguan listrik,” terangnya.
PLTA Kracak yang terletak di dataran tinggi ini mempunyai daya Tarik tersendiri, pasalnya untuk menuju Power House PLTA Kracak petugas Sub Unit PLTA Kracak harus turun menggunakan lori yang diikat dengan tali baja atau dengan menuruni 276 anak tangga untuk sampai di Power House.
Saat menuruni anak tangga, tamu atau pengunjung akan disuguhkan dengan hijaunya lingkungan sekitar PLTA dan derasnya air sungai Cianten yang menyegarkan mata pengunjung PLTA Kracak. (*)