Harian Sederhana, Depok – Jangan takut untuk memulai usaha, itulah sebuah pesan yang bisa dipetik dari para pelaku usaha yang sudah mumpuni dalam membangun usaha.
Seperti yang diutarakan oleh anggota Usaha Menengah Kecil Masyarakat (UMKM) Wira Usaha Baru (WUB) Kota Depok, Ida Hamida. Kepada pengusaha muda maupun pemula dirinya berpesan jangan takut untuk mencoba, karena kegagalan adalah pelajaran untuk kita menjadi lbh baik lagi.
Kepada Harian Sederhana, wanita berhijab itu mengaku memilih keluar bekerja di sebuah perusahaan swasta terkemuka dan memilih terjun ke dunia bisnis kuliner.
“Awalnya, saya kerja di salah satu perusahaan, lalu menikah dan dikaruniai anak. Saya resain dan fokus ngurus anak,” tutur Ida.
Banyak waktu luang yang dimiliki, sehingga membuat Ida mencoba untuk menciptakan beberapa produk seperti kue tart, bolen pisang dan aneka panganan lainnya. Namun saat itu, diakuinya hanya untuk konsumsi keluarga saja dengan alasan belum memiliki kepercayaan diri untuk promosi.
“Saya memang lulusan SMK Negeri di Bogor, disitu saya dapat banyak ilmu untuk bikin makanan. Memang belum percaya diri untuk memasarkan, tapi anehnya kenapa banyak yang pesan,” bebernya.
Meski banyak yang memesan, tak membuat Ida lupa daratan. Warga Jalan Raya Bogor, Cisalak atau tepatnya di Gang Masjid Al Islah RT05/06, Mansur Rimban, Kecamatan Sukmajaya ini mengaku terus berinovasi dengan mempraktekkan seluruh buku resep yang dimiliki.
“Memang prosesnya panjang, mengalami kegagalan ketika membuat kue tapi saya terus berusaha keras mencoba, hingga akhirnya dapat resep yang cocok dan pas di lidah pembeli,” jelasnya.
Selama 10 tahun, Ida menekuni usaha kuliner pasang surut pesanan dialami tidak menyurutkan niatnya membangun jaringan bisnis. Terkadang, datang permintaan untuk pemesanan kue yang belum pernah dibuatnya sama sekali namun itu menjadi tantangan dan dihadapinya.
“Karena sudah punya pengalaman, akhirnya saya buat dengan percaya diri. Alhamdulillah hasilnya memuaskan konsumen,” tegasnya.
Selain itu, berbagai cara dilakukan untuk memasarkan produknya mulai dari titip ke sejumlah warung hingga posting di media sosial seperti Instagram dan Facebook.
“Kalau fokus usaha di rumah sudah enam tahunan sekarang sudah tidak titip produk lagi, proses bisnis saya jalani dan senang karena selain menyalurkan hobi ilmu yang saya dapat di sekolah juga tersalurkan,” tandasnya.
Untuk masalah harga, produk buatan Ida sangat terjangkau kue tart dibandrol Rp 100 ribu sedangkan pisang bolen per pak isi 10 dijual dengan harga Rp 28 ribu. Apabila di rata-rata omset perbulannya bisa mencapai Rp 4 juta.
“Kue bolen pisang buatan saya lebih lembut dan lembab, tidak kering dan keras. Pilihan buah pisang raja juga jadi unggulan sehingga dipastikan kualitas rasanya mantap,” tandasnya.
Selanjutnya, diakui Ida, kini produk bolen pisang menjadi buruan pecinta kuliner banyak pemesan dari luar Jawa Barat salah satunya Yogyakarta. Namun, ada kendala yang dihadapi yaitu ketika pengiriman jauh karena terlalu lama membuat tekstur kue berubah bentuk.
“”Tapi semua masih bisa terkendali, saya akui hasil dari usaha ini lumayan bisa membantu ekonomi keluarga,” pungkasnya. (*)