Harian Sederhana, Depok – Wakil Ketua II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Depok, Yeti Wulandari angkat bicara tentang pandemi virus corona atau Covid-19.
Yeti mengatakan, saat ini pihaknya masih fokus memberikan pemahaman tentang social distancing. Yeti meminta agar masyarakat mengikuti anjuran yang telah dikeluarkan pemerintah agar menjauhi kerumunan massa.
“Masyarakat harus benar-benar menyadari pentingnya Work From Home (WFH) saat ini, sebisa mungkin hindari perkumpulan massa dalam jumlah besar,” kata Yeti kepada Harian Sederhana, Senin (23/03).
Ditanya mengenai langkah selanjutnya, politisi cantik tersebut mengatakan saat ini pihaknya masih menyiapkan kebutuhan untuk melaksanakan aksi sosial yang rencananya akan dilaksanakan besok atau lusa.
Yeti menuturkan dalam waktu dekat akan membagikan alat pencegah virus corona seperti masker dan hand sanitizer.
“Insha Allah besok atau lusa kita akan mengadakan aksi sosial membagikan masker dan hand sanitizer,” tutur Yeti.
Hand sanitizer kata Yeti, sudah tersedia dalam bentuk literan, tinggal di masukkan dalam kemasan-kemasan botol kecil. Namun, sambung Yeti, pihaknya masih kesulitan dalam menyediakan alat pencegah Covid-19 seperti masker. Ketesediaan masker di pasaran dia sebut menjadi masalah tersendiri.
“Masker steril yang masih sulit didapatkan, kita masih mengusahakan tersedianya masker tersebut,” ujar Yeti lagi.
Lebih lanjut dia menjelaskan, hingga sekarang pemerintah masih berkendala terhadap penerapan kebijakan WFH. Alasannya, selain kesadaran masyarakat juga lebih terfokus terhadap faktor ekonomi.
Dirinya mengaku telah berkomunikasi dengan pihak Gugus Tugas Covid-19 Kota Depok. Yeti memberikan masukan terkait anggaran yang akan digunakan untuk penanggulangan dan penyebaran virus corona.
“Kami mengusulkan agar pangan menjadi salah satu fokus pemerintah dalam penanganan virus corona, misalnya seperti diadakan bantuan sembako atau semacam bantuan langsung tunai (BLT),” papar Yeti.
Politisi Gerindra itu juga menjelaskan kendala lain dalam penanganan pandemi corona di Kota Depok, ketersediaan pangan adalah yang utama.
Hal itu disebabkan saat ini Kepolisian Reuplik Indonesia (Polri) telah mengeluarkan aturan terhadap jumlah pembelian sembilan bahan pokok (sembako).
“Sekarang beli sembako dalam jumlah besar agak sulit, karena sudah ada aturan dari kepolisian. Kami juga ingin memberikan bantuan sembako kepada masyarakat,” papar dia.
Yeti menegaskan telah berkomunikasi dengan Kepala Badan Keuangan Daerah (BKD) Kota Depok, Nina Suzana perihal anggaran BLT, namun itu dipersiapkan untuk skenario kedua.
“Saat ini anggaran Rp 20 Miliar dipersiapkan untuk kebutuhan alat kesehatan, alat pelindung diri dan obat-obatan di rumah sakit yang menampung pasien corona, seperti RSUD, RSUI dan RS Brimob. Tahap kedua akan dianggarkan untuk BLT-nya,” tandasnya. (*)