Harian Sederhana, Bogor – Pandemi virus corona atau Covid-19 yang terjadi pada beberapa bulan ini menyebabkan sebagian perusahaan dan kantor menerapakan kebijakan kerja dari rumah atau Work From Home (WFH) untuk para karyawannya.
Hal ini tentunya membuat para pasangan suami istri semakin sering bertemu di rumah akibat kebijakan WFH tersebut. Akibat pertemuan pasangan suami istri yang semakin intens ini diduga membuat angka kehamilan melonjak naik.
Tingginya angka kehamilan sendiri terjadi di beberapa daerah. Seperti di Kabupaten dan Kota Bogor misalnya, tercatat ada 47.055 ibu hamil. Jumlah tersebut merupakan akumulasi pada kurun waktu Januari-April 2020.
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat Dinkes Kabupaten Bogor, Dede Agung menerangkan pihaknya mencatat ada sebanyak 40.896 ibu hamil. Bulan Februari menjadi yang tertinggi dengan jumlah 11.125 kehamilan baru disusul bulan Januari sebanyak 11.121 ibu hamil.
Sementara pada bulan Maret terjadi penurunan sebanyak 683 menjadi 10.442 ibu hamil. Kemudian, pada April kembali terjadi penurunan menjadi 8.208 ibu hamil. “Bulan Maret mengalami penurunan sampai bulan April,” tuturnya saat dihubungi, Rabu (03/06).
Menurut Dede, angka kehamilan di Kabupaten Bogor belum dapat disebut dampak adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) maupun imbauan untuk di rumah saja akibat pendemi Covid-19. Pasalnya, belum ada grafik yang menunjukan terjadi peningkatan yang signifikan.
“Itu belum bisa dikatakan akibat pandemi Covid-19, hanya sekedar analisa saja,” jelas dia.
Sementara, Dinkes Kota Bogor mencatat terdapat sebanyak 6.159 ibu hamil dalam kurun waktu Januari-April 2020. Adapun rinciannya, Januari sebanyak 1.701 ibu hamil, Februari tercatat sebanyak 1.658, Maret sebanyak 1.478 orang dan April 1.336 ibu hamil.
“Jadi secara keseluruhan ada sebanyak 6.159 ibu hamil,” kata Kepala Seksi Humas Dinas Kesehatan Kota Bogor, Veni.
Selain itu, Veni menyampaikan jumlah Ibu bersalin di Kota Bogor hanya sebanyak 5.902 orang dari kurun waktu itu. Adapun rinciannya, yakni Januari sebanyak 1.542 Ibu bersalin, Februari sebanyak 1.625, Maret sebanyak 1.371, dan April 1.376 ibu bersalin.
Veni menyatakan, jumlah ibu hamil maupun ibu bersalin tak terpengaruh dengan aktifitas masyarakat selama berada di rumah. Bahkan, dia mengklaim, terjadi penurunan bila dibandingkan tahun 2019 di bulan yang sama. “Jadi gak berpengaruh di rumah saja terhadap angka kehamilan,” ujarnya.