Harian Sederhana, Depok – Jangan pernah berhenti mencoba, sebab kegagalan adalah awal dari keberhasilan. Semboyan tersebut akan selalu digelorakan oleh Sugianto, salah satu anggota Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Wira Usaha Baru (WUB) Kota Depok.
Pria yang memiliki usaha di bidang Advertising ini mengaku sangat fokus dalam menekuni dunia bisnis setelah malang melintang bekerja di sebuah perusahaan swasta beberapa tahun lalu.
“Memang saya memiliki kemampuan di bidang grafis, dari tahun 2006 saya mencoba usaha ini sebagai sampingan. Kemudian tepat di tahun 2008, saya keluar kerja dan terjun langsung membangun bisnis advertising ini,” tutur Ugi kepada Harian Sederhana, Senin (15/7/2019).
Berbagai produk periklanan, pesanan perusahaan dihasilkan oleh Jenggirat Advertising seperti pembuatan logo corporate, company profil, neon box, billboard, reklame dan lain-lain. Menurut dia masa keemasan, dimana omset yang menjulang dialaminya pada tahun 2015.
“Disaat itu, per bulan omset bisa mencapai Rp 300 Juta Perbulan dan saya memiliki pegawai 15 orang,” bebernya.
Kantor Jenggirat Advertising, yang berlokasi di Jalan Industri Kapal Dalam, Kelapa Dua, Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis juga tidak pernah sepi pelanggan. Pemesan rata-rata berasal dari perusahaan yang bergerak di berbagai bidang.
Selain itu, karyawan yang dimiliki pria berambut gondrong ini juga tergolong masih muda. Alasannya, tenaga muda sangat dibutuhkan terutama dalam hal pemikiran dan karya grafisnya.
“Mereka saya bimbing, untuk menajamkan kemampuan yang nantinya bisa menjadi modal mereka membuat usaha sendiri,” tegasnya.
Kemudian peralatan maupun perlengkapan penunjang pekerjaan membuat produk periklanan juga terpenuhi dan moderen, sehingga berkualitas dan memuaskan pesanan konsumen.
Ada satu cerita menarik, yang dirasakannya biasanya ketika Ugi masih bekerja sering diajak rekreasi dengan perusahaan tempat dirinya bekerja. Kini, dia bisa mengajak anak buahnya untuk berlibur.
“Ya, saya ajak mereka dan keluarganya berlibur ke puncak tidak boleh mikirin pekerjaan, semuanya tidak boleh mikirin pekerjaan dan menikmati apa yang sudah kita capai,” terangnya.
Namun, seiring perubahan jamanĀ usaha di bidang advertising pun menjamur. Sehingga, persaingan harus dihadapinya dan secara otomatis omset penghasilan mengalami penurunan.
“Kalau sekarang Rp 20 sampai Rp 70 juta sebulan, itu sudah bagus,” katanya.
Kondisi tersebut, tidak membuat Ugi patah arang seluruh tenaga dan pikiran dikeluarkan demi memajukan usaha yang dirintisnya sejak lama. Strategi promosi dilakukan, salah satunya dengan masuk menjadi anggota UMKM yang dinilainya banyak memberikan pelajaran mulai dari inovasi baru hingga membangun jaringan bisnis.
Ide atau inovasi menurut Ugi adalah, sebuah batu loncatan untuk setiap pengusaha mencapai kesuksesan. Hal itu dirasakannya dengan bertahan menekuni usaha tersevut hingga kini.
“Intinya terus lah berkarya, kalau gagal nikmati dan jadikan pelajaran,” pungkasnya.
(*)