Diantaranya dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
Ia juga mengemukakan, era digital saat ini telah membawa dampak yang besar bagi kehidupan umat manusia. Banyak sektor kehidupan yang mengalami perubahan dan kemajuan berkat teknologi yang dihadirkan di era ini.
“Pendidikan Islam sebagai subsistem pendidikan nasional juga tak bisa dilepaskan begitu saja dari keberadaan dan pengaruh teknologi informasi dan komunikasi di era digital,” ujarnya.
Bahkan, kata dia, keterlibatan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan saat ini bukan lagi sebuah pilihan, melainkan sebuah kebutuhan mutlak yang mesti dimiliki dan dimanfaatkan perguruan tinggi, jika ingin meningkatkan penyelenggaraan pendidikannya.
“Atas dasar hal tersebut, maka lembaga pendidikan Islam mesti segera berbenah dan menyiapkan dirinya untuk terlibat aktif di dalamnya,” tuturnya.
Menurutnya, banyak peluang dan tantangan yang muncul di era ini. Peluang-peluang yang ditawarkan sejatinya dapat menjadi modal dan kesempatan berharga bagi alumni lembaga pendidikan Islam agar dapat menampilkan dirinya sebagai sebuah keunggulan di tengah-tengah aneka peradaban global.
“Sementara tantangan dapat dilihat sebagai pijakan untuk mengeksplorasi kelebihan yang dimiliki sekaligus mengevaluasi berbagai kekurangan yang selama ini melingkupi lembaga pendidikan Islam,” paparnya seperti lansir republika.
Pada kesempatan tersebut, Buchori memberikan penghargaan kepada wisudawan/wisudawati yang memperoleh Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi dari setiap fakultas. Mereka yaitu: Rinaldi Septiana (FEBI) IPK 3,7; Maulana Firdaus (FITK) IPK 3,62; dan Sumiyati (FIDK) IPK .
(HIB/*)