“Bicaralah dan ketika kamu sedang marah maka engkau akan mengatakan sesuatu di mana engkau merasa sangat menyesal sepanjang hidupmu.”
Al Hikam
Berbicara ketika sedang marah maka akan membuat kita akan semakin marah dan bisa terpancing untuk membuat kita berkata kata kotor dan Allah tidak menyukai perkataan yang jorok.
Al Imam Tirmidzi meriwayatkan dalam Sunnahnya, dimana Rasulullacah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda :
“Sesungguhnya tidak ada sesuatu apapun yang paling berat ditimbangan kebaikan seorang mu’min pada hari kiamat seperti akhlaq yang mulia, dan sungguh-sungguh (benar-benar) Allah benci dengan orang yang lisannya kotor dan kasar.”
Sepasang istri dan suami bisa berujung kepada perceraian andai ia terus berbicara dalam keadaan marah, karenanya obatilah marah dengan diam, sebab dengan diamnya ia bisa melakukan introspeksi dan evaluasi diri.
Orang tua yang selalu marah-marah ketika memerintahkan anaknya untuk melakukan sesuatu tidak akan membuatnya berwibawa di hadapan anak-anaknya.
Dr Haikal Hasan berpesan “Janganlah perintahkan anakmu shalat kecuali ia sudah tersenyum.”
Artinya memerintahkan anak shalat bisa di mulai dengan.bercanda terlebih dahulu sehingga hadir senyum dan tawa di bibir mereka , bahkan kata beliau hendaklah kita menjadi orang tua yang lucu di hadapan anak anak kita
Ada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad
“Jika salah seorang di antara kalian marah, diamlah.” (HR. Ahmad, 1: 239. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan lighairihi)
Kenapa kita di perintahkan diam ketika marah ?
1. Dengan diam kita akan bisa merasa tenang dan dari ketenangan itu akan melahirkan keputusan dan sikap yang baik pula atas sebuah permasalahan.
2. Dengan diam kita bisa lebih obyektif dalam melihat sebuah masalah , jangan sampai karena kebencian dan amarah yang tidak terkendali membuat kita bersikap tidak adil.
“Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.” (Al Maidah : 8)
Sering kali kebencian kita kepada seseorang atau sebuah kelompok membuat kita menafikan kebaikan yang mereka lakukan dan kecintaan kita kepada seseorang membuat kita tidak berani menyampaikan kekeliruannya.
Seorang penyair berkata
Pandangan simpati menutup segala cela, sebagaimana pandangan benci menampakkan segala cacat.
3. Dengan diam mencegah ketika marah akan mencegah kita dari melakukan hal hal yang zhalim seperti memukul bahkan sampai membunuh
4. Diam saat marah membuat syaithan tidak berdaya memprovokasi kita, ia bagaikan air yang memadamkan api.
Diam memang bukan satu satunya expresi kita saat marah, adakalanya kita harus menyampaikan amarah kita agar mereka mengetahui bahwa kita sedang marah, contohnya ketika harkat dan martabat agama Islam di hina atau ketika sebahagian kaum muslimin di zhalimi dan di bunuh.
Ingatlah diam saat kemungkaran terjadi adalah syaithan bisu dan terjadinya banyak kerusakan juga di sebabkan karena diamnya orang – orang baik. (Faisal Kunhi)