Harian Sederhana, Bogor – Tiga Kepala Dinas (Kadis) hasil open bidding beberapa waktu lalu, dilantik Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto di Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor pada Rabu (27/03/2019), sore.
Ketiga Kepala Dinas itu antara lain Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Aparatur (BKPSDA) Taufik, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Ganjar Gunawan dan Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperumkim) Deni Susanto.
Dalam pelantikan Bima menitipkan tiga hal kepada para kadis baru, menurut politisi PAN itu setelah dilantik ke tiga pejabat harus mampu bekerja sungguh-sungguh, menjawab semua persoalan yang dihadapi.
“Intinya harus bisa berkreasi, berinovasi serta berfikir global,” kata Bima.
Dia juga menekankan perihal kontrak kerja kepada tiga kadis baru yaitu agar kinerja tiga pejabat yang baru berusaha mengejar target. Tetapi lanjut politisi dua orang anak itu, apabila tidak sanggup mengejar target, maka pejabat baru ini akan digeser ke tempat lain atau diberhentikan dari jabatannya.
“Poin pertama dimohon kepada tiga pejabat eselon II yang baru, memperhatikan fakta integritas dan kontrak kinerja. Kinerja harus berpedoman kepada visi dan misi yang disampaikan saat open bidding,” jelasnya.
Karena kata Bima, apabila tidak memenuhi target, mereka bisa diberhentikan dari posisinya. Pertama akan keluar SP1, kemudian akan ada dkonsekuensinya diberhentikan atau digeser ketempat lain,” ungkapnya.
Bima melanjutkan, poin kedua harus ada atensi khusus dari ketiga pejabat ini, tidak dalam hal normatif dan administrasi saja. Tetapi kultur dibangun birokrasi 4.0, jadi sialhkan bangun kultur pada dinas yang dipimpinnya dengan kultur siap menyongsong perubahan.
“Kadang salah satu dinas berfikir sektoral tidak berfikir global. Jadi hanya kepentingan dinas bergantung DPA yang ada, tanpa berfikir rencana strategis kedepannya. Ketiga pejabat ini harus berfikir global dan bersedia menerima konsekuensinya,” ujar orang nomor satu di kota hujan itu.
Bima membeberkan, dirinya menitipkan kepada Taufik dengan besar harapan, agar memiliki rumusan yang pas kepada birokrat Kota Bogor. Bagaimana birokrat bisa diajak lari dan tetap guyub.
“Saat ini birokrat diajak lari berontak, diajak guyub tidak bisa lari. Saya percaya jam terbang pak Taufik. Saya juga punya harapan pak Taufik, dalam hal apabila wali kota berganti semangat pengabdian dan loyalitas tidak boleh berganti. Harus tetap belajar, sekolah dan studi banding birokrat itu,” tambahnya.
Masih kata Bima, untuk Ganjar dirinya menitipkan satu hal, melihat potensi perdagangan Kota Bogor yang luar biasa. Tetapi sering sekali Disperindag bekerja sendir, padahal harusnya berkolaborasi dengan pihak lain.
Bahkan, dirinya meyakini Pendapatan Asli Daerah (PAD) bisa Rp1 tiliun apabila berkoordinasi dan berkolaborasi perdagangan.