Harian Sederhana, Depok –Sepekan sudah selepas pengumuman adanya dua warga Kota Depok positif terjangkit virus corona pada Senin (02/03) lalu, tampaknya membuat kepanikan di kalangan masyarakat. Hal ini lantaran sejumlah warga memilih untuk menjauhi keramaian seperti pusat perbelanjaan maupun hotel.
Kekhawatiran masyarakat yang berlebihan akan virus corona ini pun berimbas pada merosotnya sektor ekonomi dan bisnis yang ada. Tidak hanya di pusat, di daerah seperti Kota Depok pun turut terkena imbasnya. Salah satu usaha yang mengalami penurunan adalah bisnis perhotelan.
Kepala Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Kota Depok, Miftah Sunandar mengatakan usaha perhotelan mengalami penurunan lebih dari 40 persen akibat kekhawatiran masyarakat yang berlebihan.
Miftah juga menyebutkan banyaknya isu yang tidak jelas atau hoaks menjadi salah satu penyebab melemahnya usaha jasa penginapan, walaupun faktanya Kota Depok masih aman untuk dikunjungi.
“Seperti yang ramai di media, kenyataannya kan di lapangan hoaks-nya yang besar sehingga mempengaruhi orang untuk berkunjung ke Depok dan menginap di hotel,” tutur Miftah Sunandar, Sabtu (07/03).
Ia pun menyampaikan, Kadin bersama Perhimpunan Hotel Republik Indonesia (PHRI) terus berupaya mengkampanyekan dan menyosialisasikan kepada publik bahwa Depok masih layak untuk dikunjungi.
Kampanye ini dilakukan untuk menghapus stigma negatif masyarakat yang enggan berkunjung ke Depok. Pasalnya, kalau isu negatif terus berjalan bukan tidak mungkin sektor perdagangan di Kota Depok sedikit banyak akan terhampat.
“Kalau isu in terus berjalan maka sektor perdagangan akan lesu,” ujar Miftah.
Sementara, Ayu Lestari selaku Wakil Manager Hotel Savero membenarkan bahwa isu virus corona telah berimbas banyak terhadap pendapatan maupun okupansi hotelnya.
Ia menyebut di hari pertama isu ini muncul pada Senin (02/03) lalu, banyak tamu yang menunda kedatangan. Bahkan, tamu yang memesan kamar via online banyak yang meminta untuk dilakukan pengembalian pembayaran yang telah dilakukan. Akibatnya, okupansi hotelnya menurun hingga 40 sampai 60 persen.
“Dampaknya cukup besar terutama pendapatan dan okunpasi berkurang karena tamu pada takut ke Depok, takut terpapar corona,” kata Ayu saat ditemui Harian Sederhana.
Ia mengatakan, sebelumnya adanya pengumuman mengenai ada dua warga Depok terinfeksi corona, pada hari Senin sampai Jumat biasanya okupansi hotel bisa mencapai 100 persen. Namun kali ini bahkan untuk mengejar 50 persen saja tidak tercapai.
Ayu terus berjuang meyakinkan calon tamu bahwa Kota Depok pada umumnya masih aman meskipun faktanya dua pasien terkonfirmasi virus corona yang saat ini masih diisolasi di RSPI merupakan warga setempat.
Dia juga meyakinkan bahwa pihak manajemen terus berusaha mensterilkan hotelnya agar seluruh tamu yang berkunjung merasa aman, terhindar dari paparan virus corona. Upaya yang dilakukan Ayu dan manajemen hotelnya adalah mensterilkan segala sudut ruangan dengan cairan kimia berupa cairan desinfektan.
Ayu pun menyebut, pihaknya juga menyediakan masker bagi para tamu yang merasa mebutuhkan.
“Para tamu selalu bilang takut, tapi kami selalu meyakinkan bahwa disini masih aman,” kata Ayu.
Terpisah, PR Manager The Margo Hotel, Kartika Sekartaji menerangkan, banyak pengunjung dan masyarakat dari luar Kota Depok yang merasa khawatir dan membatalkan berkunjung ke Kota Depok. Ada penurunan tingkat hunian hingga 15 persen dari sebelum kasus virus corona di hotel yang juga terletak di Jalan Margonda ini.
“Sempat terjadi penurunan hunian sampai 15 persen. Meski begitu, kami tidak menurunkan harga, masih seperti biasa dengan program promo. Harga termurah saat ini, Rp 850 ribu. Dampak lainnya, untuk acara yang sudah terjadwal ada beberapa yang cancel walau tidak signifikan. Mungkin ini pengaruhnya karena beralasan khawatir penyebaran COVID-19,” katanya kepada wartawan.
Ia menuturkan, pihaknya menyediakan hand sanitizer di front office dan di setiap titik. Juga melakukan pembersihan yang lebih sering ke benda-benda yang sering digunakan pengunjung seperti pembersihan gagang pintu, tombol lift, pegangan tangga dan toilet serta juga melakukan penyemprotan disinfektan.
“Kami juga menyediakan masker dan gloves serta melakukan pemeriksaan kesehatan karyawan. Tak hanya itu, kami juga menyediakan tim medis atau klinik internal. Jika ada yang merasa kurang sehat bisa memeriksa pada tim medis. Sejauh ini tidak ditemukan yang mengalami demam tinggi, flu dan batuk,” ujar Kartika. (*)