Harian Sederhana – Bonus demografi adalah suatu kondisi dimana komposisi jumlah penduduk yang berusia produktif lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk usia tidak produktif. Penduduk usia produktif adalah penduduk yang berada pada rentang umur 15-64 tahun.
Mulai tahun 2020-2030 bisa dipastikan Indonesia akan ada bonus demografi sebesar 70 persen. Berdasarkan hitungan Badan Pusat Statistik (BPS), puncak bonus demografi akan terjadi pada tahun 2028-2030, dimana 100 orang produktif menanggung 44 orang usia non produktif.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019, saat ini jumlah penduduk Kota Depok 2.254.513 orang. Sementara data Dinas Kependudukan Kota Depok menyebutkan 1,8 juta.
Jika tahun 2020 Depok mendapat bonus demografi maka akan ada sekitar 1,2 juta di usia produktif. Berapa usia anak-anak milenial dari usia produktif tersebut?. Jika 40 persen dari 1,2 juta anak milenial maka akan akan ada 480 ribu usia 17-35 tahun.
Ini bukanlah jumlah yang sedikit. Usia milenial dengan budaya yang berbeda dan media sosial menjadi kehidupan sehari-hari yang tak bisa ditinggalkan membuat para pengambil kebijakan harus serius membuat program-programnya.
Walaupun masalah-masalah klasik tetap masih ada seperti pengangguran, seks bebas, narkoba, dan muncul masalah baru yaitu LGBT.
Sebuah keharusan kebijakan pemerintah daerah untuk membangun SDM yang berkualitas dan baik, untuk mengatasi pengangguran, persaingan global, penyaluran para anak-anak muda kreatif.
Dan yang tidak kalah penting SDM untuk membangun Kota Depok dengan segala masalah yang sedang dihadapi. Masalah sampah, kemacetan, ruang terbuka hijau, pemukiman kumuh dan lain-lain. Termasuk meningkatkan volume APBD Depok yang baru sekitar 3 triliun kurang.
Negara yang cukup sukses mengatasi bonus demografi dari berbagai sumber adalah Malaysia dan Thailand. Apakah kita Indonesia juga akan bisa mengatasi hal tersebut khususnya Kota Depok.
Sudah saatnya anak-anak muda diberi kesempatan untuk ikut membangun Depok, jadikan mereka subjek atau pelaku kebijakan bukan objek lagi. (*)