Harian Sederhana, Bogor – Jelang uji coba sistem kanalisasi 2-1 di Jalur Puncak, Kabupaten Bogor, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) bersama Satuan Lalu Lintas Polresta Bogor juga stakeholder terkait melakukan simulasi atau pra uji coba sejak Minggu 20 Oktober 2019.
Kepala Bagian Humas Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Budi Rahardjo mengatakan sistem pengurai kemacetan itu di uji coba sejak pukul 07.30 WIB.
“Kegiatan dimulai dengan memasang Traffick Cone sepanjang satu kilometer dimulai dari simpang Gadog hingga Jembatan Gadog,” tutur Budi dalam siaran yang diterima Harian Sederhana, Senin (21/10).
Berdasarkan pantauan pihaknya, selama melakukan simulasi diketahui sistem kanalisasi 2-1 tidak dapat berjalan maksimal apabila tanpa adanya partisipasi dari seluruh komponen masyarakat. Dalam hal ini, penduduk setempat maupun para pengendara yang hendak menuju wilayah wisata Puncak.
Rencananya pemberlakukan sistem itu digelar pada Minggu 27 Oktober 2019 hingga Minggu 3 November 2019 mendatang. “Cara sederhananya adalah dengan konsisten pada jalur yang ditetapkan, sebab bila tidak tertib maka akan berdampak pada kesemrawutan laku lintas,” bebernya.
Jalur puncak selama ini, bukan hanya menjadi jalur wisata saja namun menjadi lokasi alternatif yang biasa digunakan para pengendara menuju wilayah Cianjur dan Bandung. Budi menerangkan Terdapat jalur yang diakuinya efektif menuju Puncak-Cianjur yaitu Exit Tol Cibubur-Jln Trans Yogi-Cileungsi-Jonggol-Cianjur.
“Jalur Alternatif yang terbentang memang relatif panjang, Membutuhkan waktu yang relatif lebih lama dibandingkan melewati jalur puncak. Jadi sebaiknya, masyarakat lebih memilih jalur alternatif sebelum perjalanan,” katanya.
Seperti diketahui, setiap datang akhir pekan kawasan Puncak kerap terjadi kemacetan. Rekayasa lalu lintas (lalin) dengan sistem one way yang sudah berlangsung hampir 32 tahun tidak bisa menjadi solusi dalam mengurai kepadatan arus lalin di jalur tersebut.
Akhirnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor bersama Departemen Perhubungan, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), dan Polres Bogor membuat terobosan dengan program “Save Puncak”. Salah satu gagasan jangka pendek yang ditelurkan adalah pemberlakukan sistem kanalisasi 2-1.
Bupati Bogor, Ade Yasin mengatakan gagasan tersebut sebagai wujud dari penanganan lalu lintas di kawasan Puncak yang kerap dipadati hingga 19.000 kendaraan ketika akhir pekan.
“Saya bersama Kepala BPTJ, Kapolres Bogor, dan tokoh masyarakat setempat bertemu dan sepakat untuk melakukan program-program penyelesaian yang diberi nama Save Puncak,” tuturnya kepada wartawan pada Minggu, 6 Oktober 2019.
Bupati mengatakan, program ini terbagi menjadi tiga tahapan yakni penanganan jangka pendek, panjang, dan menengah. Penanganan jangka pendek adalah memberlakukan sistem kanalisasi 2-1 sebagai pengganti sistem buka-tutup atau one way yang sudah diterapkan selama 32 tahun.
“Sistem 2-1 adalah pemberlakuan dua lajur untuk arah Gadog menuju Taman Safari dan satu lajur menuju Gadog. Itu diberlakukan bergantian di kedua arah. Sehingga arus kendaraan naik dan turun terus berlaku sepanjang weekend (akhir pekan-red),” beber Ade Yasin.
Untuk penanganan jangka menengah sendiri, lanjut Bupati, akan ada jalur alternatif menuju kawasan Puncak dari pintu keluar Tol Sentul. Bupati yang masih belum genap setahun menjabat ini juga menegaskan program jangka panjang yaitu dengan pemberlakukan moda transportasi massal ke kawasan Puncak berupa kereta ringan atau light rail transit (LRT).
Pada kesempatan itu juga, Bupati pun membeberkan penyebab kemacetan yang kerap terjadi di kawasan Puncak. Salah satu diantaranya adalah kapasitas jalan dengan volume kendaraan yang melintas tidak sebanding.
Ia pun mengatakan, jalur Puncak memiliki panjang sekitar 22,7 kilometer dan lebar rata-rata 7 meter. Yasin menerangkan dengan asumsi panjang kendaraan 5 meter, maka jalur Puncak maksimalnya diisi 8.800 unit kendaraan, dengan kondisi dua lapis lajur.
“Tapi pada kenyataannya di masa liburan, volume kendaraan mobil mencapai 15.000 sampai 19.000 unit di jalur Puncak,” tandas politisi PPP ini. (*)