Harian Sederhana, Depok – Buruh di Kota Depok saat ini merasa was-was atau cemas karena virus Covid 19 yang bisa menimbulkan dampak perusahaannya sehingga mereka terancam di Pemutusan Hubungan Kerja.
Ketua Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia Kota Depok, Wido Pratikno kepada wartawan mengatakan, saat ini para buruh merasa gelisah dengan kesehatan akibat virus corona (Covid-19).
Kegelisahan lainnya yang juga berimbas akibat wabah itu masalah kelangsungan ekonomi, sejumlah buruh bahkan mengaku was-was mengalami pemecetan secara sepihak alias PHK.
Dia mengatakan beberapa negara yang biasa memasok bahan baku ke sejumlah pabrik di Kota Depok, untuk sementara waktu tak bisa menyuplai. Hasilnya ketersedian bahan baku hanya cukup untuk dua minggu ke depan.
“Itu bahan baku untuk produksi, macam-macam ada garmen dan elektronik. Nah sekarang ini cukup hanya untuk dua minggu. Komponen kami kan rata-rata impor, kalau dua minggu habis dan negara lain lockdown, bisa jadi semua buruh enggak bekerja,” katanya, kemarin.
Jika kondisi itu benar-benar terjadi maka ini adalah ancaman serius untuk kaum buruh.
“Kalau ini terus berlarut-larut hampir mayoritas kena. Dan di Depok ini ada sekira 60 ribu buruh. Ini yang harus dipikirkan,” ujarnya.
Ini ancaman untuk buruh dan ancaman PHK juga. Wido mengaku, pihaknya telah mencoba mengantisipasi hal itu dengan berkoordinasi bersama pemerintah daerah. Akan tetapi belum menemukan titik temu terkait masalah tersebut.
“Kami sempat diskusi dengan pemda (pemerintah daerah), tapi karena pengawasan di provinsi, maka Disnaker Kota Depok bersurat tentang langkah- langkah ini, langkah yang dampaknya akan luar biasa,” ujarnya.
Jika memang ini sampai bulan depan belum ada anti virus, buruh diliburkan besar dan di PHK besar.
“Maka harapan kami pemerintah bisa membantu buruh. Karena kami devisa negara,”katanya.
Wido menuturkan, rata-rata perusahaan atau pabrik yang ada di Kota Depok memproduksi garmen dan elektronik. Dua jenis perusahaan itulah yang saat ini menurutnya sedang dilanda rasa cemas. (*)