Harian Sederhana, Bogor – Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bantar Kemang 6, Kota Bogor, terus berupaya menciptakan sekolah yang mampu membuat semua warga sekolah nyaman, senang, puas, dan lega, salah satunya dengan memerangi bullying atau penindasan siswa.
Sehingga para siswa dan guru dapat menikmati belajar serta mendidik dengan tenang di sekolah. Bahkan, siswa tertantang dengan kegiatan-kegiatan di sekolah. Selain itu, para siswa bisa mengembangkan kompetensi, tidak hanya mendapat nilai tinggi semata.
“Jadi, kenapa kami terus berupaya menata sekolah, ya supaya semua warga sekolah senang, puas, dan lega, saat berada di lingkungan sekolah ini,” ujar Kepala SDN Bantar Kemang 6, Agus Setyaningsih, kepada Harian Sederhana, baru-baru ini.
Menurutnya, menciptakan sekolah menyangkan ini tak lain untuk mengajak para siswa bisa mempelajari keterampilan. Selain itu, nilai-nilai moral juga menjadi fokus dan diteladani oleh setiap anggota komunitas sekolah.
“Kalau saya lihat, SDN Bantar Kemang 6 cukup atmosfer inklusifnya. Dimana semua siswa dihargai berdasar jati diri mereka dan apa yang mereka bisa. Bahkan, isu-isu penting bullying dan sebagai aspek sosial dan emosional lain dalam kehidupan sekolah terus kita diskusikan secara terbuka dan positif,” tuturnya.
Ditambahkan, kemampuan untuk berfikir para siswa sendiri juga didorong dan dikembangkan bagi seluruh siswa di sekolah ini. Sebab, sekolah memiliki unsur kesenangan dan keriangan.
“Jadi, aspek-aspek seperti ingin tahu, kekaguman, keberanian, kegigihan dan ketahanan didorong dan disambut secara aktif. Bahkan, guru diajak terbuka terhadap ide-ide baru dan tertarik melakukan berbagai kegiatan bersama,” tandas Agus.
Yang lebih penting lagi, lanjutnya, guru diwajibkan mengikuti perkembangan terbaru dalam dunia dan teknologi pendidikan dan pembelajaran. “Harapan yang tinggi juga disematkan kepada para guru dan pengelola sekolah, seperti juga disematkan kepada para siswa.
Makanya, saya mudah diajak berinteraksi. Sehingga, nantinya siswa disadarkan bahwa mengeluarkan yang terbaik dari diri sendiri tidak harus berarti menjadi lebih baik dari orang lain,” tutupnya.