Harian Sederhana – SiLPA (dengan huruf i kecil) adalah Sisa Lebih Perhitungan Anggaran yaitu selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran selama satu periode anggaran.
Kota Depok SiLPA tahun anggaran 2018 yang akan dimasukan ke 2019 sebesar Rp 765 M tahun anggaran sebelumnya Rp 719 M (2017) mengalami kenaikan. Kalau orang awam bilang sayang banget ada uang ga dipake padahal bisa bangun sekolah, bantu rakyat miskin, dan lain-lain.
SiLPA yang relatif tinggi mengindikasikan belum optimalnya pemanfaatan dana APBD oleh Pemkot dalam penyediaan layanan publik dan pembangunan ekonomi di daerah. APBD Kota Depok sebesar kurang lebih 2,933 T menunjukan SiLPA sebesar 26 persen (lumayan besar).
Angka sebesar itu menunjukkan banyak taksiran terhadap kinerja Pemkot Depok diantaranya :
1. Penafsiran PAD Depok meningkat sangat besar. PAD Depok awal tahun anggaran 2018 diprediksi Rp 1,007 T dan realisasinya Rp 1,059 T. Kenaikan hanya Rp 59 M yang relatif kecil tidak sebanding dengan silpa yang bertahan di Rp 756 M.
2. Penghematan dalam hasil pelelangan di dinas-dinas. Memang harus dilihat per dinas agak panjang satu persatu atau ada tercantum sisa lelang dalam laporan P2APBD. Kalo taksiran saya tidak akan sebesar itu. Dari struktur anggaran 2018 untuk belanja modal hanya selisih 150 M.
3. Salah Perencanaan, ini salah satu yang menyebabkan SiLPA bertambah besar. Ketidaksiapan OPD dalam menggunakan anggaran atau main masukan usulan kegiatan padahal tidak dapat dieksekusi menjadi persoalan tersendiri.
Kunci suksesnya APBD ada di perencanaan, komitmen dan keberanian, bukan pada rutinitas dan mencari aman prediksi pendapatan. Kalo dinas tak dapat mengeksekusi anggaran, sebaiknya perbanyak bantuan hibah kemasyarakatan yang sangat dibutuhkan.
Dan sudah barang tentu harus dibarengi dengan pengawasan dan manajemen pelaporannya. Memang melaksanakan tak semudah yang dibayangkan. Semoga kedepan Depok menjadi lebih baik dan sejahtera. Aamiin….
