Harian Sederhana – Ga terasa nih Kota Depok saat ini memasuki usia yang ke dua puluh tepatnya pada tanggal 27 April. Banyak perubahan dan perkembangan yang terjadi di kota kelahiran ane ini. Ane sebagai putra daerah merasa bangga atas kemajuan Kota Depok saat ini.
Ane inget cerita emak ane dulu, Jalan Margonda tempo dulu itu jalan biasa dan hanya dengan jalur dua arah beraspal tanpa separator cuma mampu menampung satu baris mobil disetiap lajur nya.
Meski begitu, sejak dulu sudah diberkahi dengan lahan yang luas, dimana disamping jalur beraspal hanya dilapisi oleh tanah merah berbatu. Margonda tempo dulu belum ada namanya mal di sepanjang Margonda. Jangankan mal, terminal saja depok itu belum punya. Jurusan bus kota cuma ada jurusan Depok-PS Minggu yang terdiri dari bis sebesar metromini.
Depok tempo dulu kita disajikan udara segar. Belum banyak pertokoan apalagi apartemen. Dulu itu lahan yang sekarang dibangun Margo City hanya hamparan kebun hijau yang luas. Sudah ada SD dan Universitas di daerah Pondok Cina.
Belum banyak ruko-ruko saat itu, hanya rumah rumah yang kemudian mulai berubah menjadi beberapa rumah makan dan ruko. Salah satu toko yang sudah cukup lama berdiri adalah Cemerlang Foto Studio.
Belum ada Jalan Juanda, Pesona Khayangan, apalagi mal besar seperti sekarang. Satu lagi, belum ada fly over di perbatasan Jakarta-Depok. Dulu setiap kendaraan yang mengarah ke pasar minggu, harus melalui rel kereta dan mendahulukan kereta yang lewat sehingga dengan berjalannya waktu mulai mengakibatkan kemacetan.
Kurang lebih di tahun 1992, kawasan Margonda perlahan mulai berkembang. Terminal terpadu kota Depok mulai didirikan. Bus berukuran besar sudah mulai digunakan. Mulai dari 54, 43, 52, disusul beberapa tahun kemudian dengan bis patas AC SteadySafe, baru disusul dengan Bis Ac MayasariBhakti.
Disusul dengan bus-bus seukuran metromini dengan beberapa jurusan. Maka kepadatan jalan Margonda semakin bertambah. Ditambah dengan terus bertambahnya perumahan di daerah Depok. Kepadatan Jalan Margonda pun perlahan mulai padat oleh kendaraan.
Perlahan sejumlah pusat perbelanjaan mulai berdiri satu per satu. Awalnya Supermarket Ramandha yang sekarang menjadi pusat onderdil. Setelah Ramandha, disusul dengan adanya Hero Depok yang sekarang ditempati oleh Pusat Furniture. Disini McDonald pertama dan terbesar yang pernah ada di Depok bertempat. Kemudian disamping Hero berdiri toko buku dan Borobudur.
Dengan berjalannya waktu, muncul Plaza depok dan Mall Depok yang meramaikan persaingan usaha pusat perbelanjaan. Seiring dengan terus bertambahnya penduduk Depok dan kepadatan Margonda yang bertambah maka Margonda diperlebar menjadi empat lajur. Kemudian FlyOver dibangun untuk mengurai kemacetan di pintu kereta.
Bukan hanya pusat perbelanjaan, perumahan, aktivitas pendidikan, restoran, bank, sampai usaha lainnya pun mulai tumbuh hingga usia ke-20 Kota Depok. Apartemen mulai berdiri tegak di jalan yang menjadi etalase Kota Depok.
Semakin banyaknya pembangunan, maka Kota Depok pun lebih cantik dan moderen dibandingkan beberapa puluh tahun lalu. Era saat ini Kota Depok semakin maju dan berkembang dengan pesat. Meskipun begitu, pemerintah daerah terus berupaya melakukan terobosan agar Kota Depok menjadi kota yang Unggul, Nyaman dan Religius.
Sekian dulu dari ane soal nostalgia Kota Depok, bilamana ada lain kesempatan boleh kita menyambung lagi. SALAM SEDERHANA………………….
Wahyu Saputra
*Korlip Harian Sederhana
Facebook Comments Box