Harian Sederhana, Depok – Untuk mengatasi kemacetan terutama di Jalan Margonda Raya, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok berencana akan menerapkan konsep penataan yang dinamakan Joyfull Traffic Management (JoTram).
Wali Kota Depok, Mohammad Idris menuturkan konsep JoTram ini diantaranya seperti penyediaan area parkir khusus kendaraan bermotor, penyampaian pesan-pesan untuk menaati rambu-rambu lalu lintas dibeberapa persimpangan atau lampu lalu lintas (traffic light).
Selain itu, orang nomor satu di Depok ini juga menyebut dalam JoTram tersebut juga ada penerapan jalur berlawanan arah (contra flow), kanalisasi jalur cepat-lambat, penataan ojek online, pembangunan underpass, dan lain-lain.
“Kita akan mulai uji coba nanti di atas tanggal 20 Agustus sudah bisa terpasang (lagu Tiblantas-red) dan termasuk juga program-program lalu lintas yang lain, seperti contra flow Arif Rahman Hakim,” kata Wali Kota Depok Mohammad Idris, Selasa (6/8).
Untuk pemasangan lagu Tiblantas di trafic light yang dinyayikan oleh dirinya sendiri rencananya akan dipasang di Simpang Ramanda untuk uji coba. Meski begitu, ia menyerahkan secara teknis ke Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Depok.
“Di Ramanda itu, Ramanda, cuma Ramanda kok, kita belum ada fasilitasnya selain Ramanda yang terkoneksi ATCS-nya,” katanya.
Lalu sambung dia, pemerintah juga rencananya akan menyiapkan Margonda Commuter, yaitu moda transportasi publik dengan rute hanya mengitari Jalan Margonda Raya. Margonda Commuter ini akan di uji coba pada Agustus ini, tapi Pemerintah Kota Depok masih menunggu bus dari Kementerian Perhubungan.
“Kita masih menunggu bus dari kementerian karena vendornya dari Perum PPD,” kata Idris.
Lebih lanjut untuk program Margonda Commuter idealnya, Idris menyebutkan membutuhkan minimal 10 unit bus.
“Minimal 10 unit bus ya, kita juga lihat kapasitas parkir, itu kan parkir baru kita sediakan di Balai Kota Depok aja. Dengan harapan berjalannya Sabtu dan Minggu, mereka bisa parkir disini gatis, tapi commuternya tetap akan bayar,” jelas Idris.
“Gratis karena fasilitas kita (Pemkot Depok), tapi nanti yang membayar busnya,” kata Idris.
Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Dadang Wihana menambahkan, area parkir khusus akan disiapkan di kompleks Balai Kota dan terutama diberlakukan setiap hari Sabtu dan Minggu, hari-hari Jalan Margonda Raya selalu padat kendaraan.
Jadi warga yang membawa kendaraan bermotor disarankan memarkirkan kendaraan mereka di Balaikota dan sebagai gantinya pihaknya menyiapkan Margonda Commuter.
“Pemerintah menyiapkan Margonda Commuter, yaitu moda transportasi publik dengan rute hanya mengitari Jalan Margonda Raya. Ini kebetulan ada beberapa vendor yang mau gabung Margonda Commuter,” kata Dadang di kantornya.
Moda transportasi publik berupa bus yang berfungsi semacam shuttle itu akan berhenti di sejumlah titik di sepanjang Jalan Margonda Raya, seperti Balai Kota, terminal, mal-mal, dan sentra bisnis. “Ini dalam rangka mendukung rekayasa lalu lintas yang akan kita jalankan,” katanya.
Dadang menjelaskan, Margonda Commuter ini tidak seperti jalur busway seperti di Jakarta. Namun hanya menggunakan jalur lambat.
“Konsep itu bukanlah mega proyek dengan anggaran besar, melainkan murni untuk penataan lalu lintas. Bahkan, misalnya, penataan kendaraan ojek online tidak menggunakan dana APBD, melainkan dengan community base,” pungkas Dadang. (*)